Share

Terlempar Ke Peperangan

Daffar menoleh dan menatapku dengan sedih.

“Nggak usah pasang muka sedih gitu!” saranku sambil menyertakan senyum.

“Jangan dipikirkan sekarang! Kalau cara itu ada, mungkin satu ketika, cara itu akan muncul ke permukaan,” ujarku untuk menenangkannya.

Daffar memaksakan sebuah senyum.

Ini kali pertama aku melihat senyum Daffar tak mengandung pemanis. Sepertinya video itu merusak moodnya.

“Udah! Hari ini apa rencananya? Em ... ayo jalan-jalan lagi aja! Kemarin, kita sudah menjelajah bagian selatan rumah ini, masih ada bagian lain yang belum kita kunjungi,” ujarku mengalihkan pikirannya.

Daffar mengangguk, tersenyum, lalu menyelesaikan sarapannya.

Waktu berlalu.

Setelah seharian menjelajah daerah dengan pemandangan indah ini, kami berdua pulang.

Aku membersihkan diri karena berada di luar seharian membuat tubuh ini sangat lengket. Dan ketika, aku selesai membersihkan diri dan keluar kamar, aku berpapasan dengan Daffar yang masuk ke kamarnya sambil mencium-cium T-shirtnya yang kotor.

“Annet
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status