Share

Tersingkapnya Pandangan Anbar

Benteng gaib Ardasyr yang telah berlubang itu kembali bergetar. Pun tanah yang kupijak. Getaran ini begitu besar sampai seolah merambat ke ubun-ubunku.

Aku merasakan efek seperti kesemutan di seluruh tubuh. Lalu, aku berdiri dengan berusaha menyembangkan posisi. Kemudian, efek getaran itu pelan-pelan lenyap.

Namun, di waktu tubuhku kembali normal, tiba-tiba pandangan mata ini menangkap satu pemandangan yang merisaukan.

Pandangan mata ini seolah kembali berkelana ke pusat titik Anbar, gedung utama yang disakralkan itu.

Di puncak kubah, patung hitam bergerak yang hidup itu seolah sedang menyimak dengan cermat apa yang terjadi dalam kubah.

Pandanganku bergeser ke bawah dan berhasil menembus ruang tertinggi gedung sakral Anbar itu.

Aku membelalak penuh kengerian, karena saat itu, dalam ruang tertinggi itu, ada gambaranku yang sedang menatap ke dalam Isar.

Bukan ... bukan ketika aku menatap sosok anak laki-laki berumur delapan tahun yang meringkuk di lubang kegelapan yang ada di bawah Isar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status