Share

Titik Awal

Aku kembali melihat tubuh Daffar yang diam tak bergerak dalam posisi semula seperti saat aku tinggalkan.

Aku yang sedang berjongkok merasa ada otot-otot yang mendadak tercerabut dari posisinya. Dan itu membuatku terduduk menggelesot.

“Daf-far,” ucapku tanpa suara.

Aku memutar tubuh dan bergerak ke tepi ranjang dalam posisi masih menggelesot.

Tangan ini terulur hendak menyentuh telapak tangannya. Tapi, aku mengurungkannya, khawatir mendapati suhu tubuhnya yang mulai dingin.

Air mata ini mulai keluar tak terkendali, tapi tangis ini tertahan di dada.

Aku terus berusaha mengeluarkan teriakan sampai pada akhirnya suara tangisan itu keluar dari kerongkongan ini.

“Aaa.”

“Daffar!”

Aku menangis meraung-raung.

Dan tentu saja Daffar tak sedikit pun menanggapi tangisanku.

Aku menangis sampai tangis ini seolah tak bersisa lagi. Isak tangis tersendat menutup ujung tangis.

Aku menyeka air mata yang membuat pandangan normalku kabur.

Tunggu!

Aku nggak bisa terus menangis seperti ini. Ada seseorang yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status