Share

Sihir Gedung Utama Anbar

Waktu berlalu dengan cepat.

Walaupun perpindahan waktu antara siang dan malam sangat membingungkan, aku perkirakan ini sudah masuk waktu pagi, mungkin ....

Yang jelas, ketika aku baru saja membuka mata, di tepi ranjang sudah duduk Daffar yang tengah memandangiku.

“Tidurmu nyenyak, Anneth?” sapanya begitu melihatku membuka mata.

Aku menyahut, mengiyakan dengan suara parau.

“Aku bawakan baju ganti,” lanjutnya sambil sedikit menggerakan kepala ke arah samping.

Pandangan mata ini mengikuti arah isyarat itu dan menemukan dua tas besar tergeletak di lantai. Di bagian samping tas kertas itu tertera sebuah nama butik besar yang ada di kota Shrim.

Ah ... rupanya barang ini import dari kotaku sendiri.

Aku beranjak, lalu duduk bersandar di tumpukan bantal.

“Apa Kamu merasakan sakit di bagian tubuh tertentu?” tanyanya lembut.

Aku menggeleng.

Daffar mengembuskan napas lega.

“Menurutmu, aku ini apa?” celetukku masih dengan suara khas orang bangun tidur.

Daffar menatapku tajam, tapi beberapa detik k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status