Share

Dinda Galau

"Jatuh di mana?" Dinda menggumam dengan jantung berdebar. Meraba-raba bahu dan tubuh bagian belakangnya, berharap tali tas kecil itu hanya jatuh dari bahunya. Namun, nihil. Tak ada tas yang biasa menggantung di bahunya itu.

Wajah Dinda makin pias, tatkala melihat salah seorang petugas datang mendekat.

"Aduh, mati deh Nda!" Dinda meringis menahan tangis.

"Selamat siang, Dik! Kami sedang melakukan pemeriksaan surat-surat kendaraan—"

Belum selesai petugas berseragam itu menyelesaikan kalimatnya, Dinda menyerahkan kunci motor. "Ambil aja deh, Pak, motor saya."

Petugas berseragam dengan nama Joko tercetak di dadanya itu menatap Dinda heran.

"Tas berisi dompet dan hp saya hilang. Kalau Bapak minta surat-surat kendaraan, saya nggak bisa kasih liat. Kalau mikir saya bohong, ambil saja motor saya, nggak apa-apa. Saya capek kalau harus berdebat lagi," cerocos Dinda antara kesal, bingung, dan takut.

Alih-alih mengambil kunci motor Dinda, petugas tersebut tertawa. "Ya sudah kalau memang domp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status