Share

Pulang Kampung

Dinda tak berhenti tersenyum semenjak mereka tiba di bandara dan menaiki pesawat hingga pesawat mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Udara yang cukup menyengat menyambut, begitu kontras dengan udara di dalam pesawat yang sangat dingin. Dinda harus beberapa kali menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Ngelap keringatnya jangan pakai baju, kenapa, sih?" protes Fahri saat melihat Dinda yang berkali-kali menyeka keringatnya dengan lengan baju.

"Biar praktis Uda. Lagian biar hemat tisu juga," sahut Dinda sekenanya.

"Padahal dia sendiri yang suka sok higienis," sungut Fahri sambil mencebik.

"Udah, deh, protes mulu," sahut Dinda seringan bulu. Ingin Fahri melontarkan kalimat tajam seperti biasa, tetapi ia tahan. Akhir-akhir ini Fahri memilih banyak mengalah daripada memperpanjang masalah. Karena Dinda mulai hobi merajuk dan mendiamkannya, Fahri tak kuasa didiamkan istrinya itu.

***

Setibanya mereka di kampung halaman, Niar menyambut mereka dengan antusias. Ia hampir lu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status