Share

Mengantar Dinda

Fahri menatap pasrah tatkala melihat Dinda menyeret kopernya keluar kamar. Dinda menarik benda itu ke ruang tengah dan menghenyakkan tubuhnya di sofa. Mengeluarkan ponsel dari tas kecil yang selalu ia bawa ke mana saja. Tak menyadari tatapan suaminya yang menatapnya intens semenjak tadi.

"Berangkat jam berapa?" tanya Fahri saat melihat Dinda tengah asyik menekuri ponsel.

Dinda mendongak, mengulas senyum termanis yang penah Fahri lihat. "Ini Nda lagi pesan taksi online dulu."

"Biar diantar saja," tegas Fahri begitu Dinda kembali menunduk menatap layar ponsel.

"Nggak usah, Uda. Nanti Uda capek, ke puncak kan macet weekend begini," tolak Dinda. Dinda tidak ingin merepotkan siapapun, termasuk Fahri, meskipun lelaki itu adalah suaminya, ia sudah terbiasa melakukan apa pun seorang diri dan tak mau merasa ketergantungan dengan orang lain. Terlebih lagi semenjak menikah, Dinda sudah terbiasa melakukan apa pun seorang diri.

"Memangnya kenapa Nda nggak mau diantar? Uda cuma mau mastiin Nda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status