Share

Bab 15.a

Ucapannya kali ini sudah tidak bisa kutoleransi lagi. Secara refleks tangan menamp4r pipinya. "Jaga mulutmu, Shena. Kau pikir aku akan diam saja? Asal kau tahu. Saya bukan kamu yang murahan!"

Ibu memekik menutup mulut. Bapak yang duduk langsung berdiri. Shena menengok ke kanan sambil memegangi pipi kiri. Dia melihatku dengan mata merah dibakar amarah.

"Mulut kamu memang lancang. Sudah hilang rasa hormat sama Mbakmu, Shena!" Bapak bicara sambil menunjuk di depan Shena.

"Dari dulu kau yang salah. Mbakmu diam. Sekarang masih cari masalah." Setiap mengatakan 'kau' telunjuk bapak mengarah ke hidung Shena.

"Terus saja bapak menyalahkanku. Memang semua yang kulalukan salah kok! Aku cuma memastikan agar kalian tidak tinggal di rumah haram. Kalau Mbak Lina gak merasa, ya, tak perlu marah dong."

"Haram! Wow! Luar biasa." Aku tepuk tangan sambil geleng-geleng. "Adikku pintar sekarang. Peduli pada halal haram. Bila begitu aku sarankan kau angkat kaki dari rumahmu itu. Itu rumah yang kau hasil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status