Share

Bab 18.b

Pemuda tinggi kekar itu menyalip motorku dan berhenti.

“Mengejar Mbak Alina, Pak. Lebih baik jangan di teruskan!” Pemuda dua puluh tahun itu turun dari motornya, lalu berdiri di depanku.

Aku sungguh miris melihat anak ini. Kami bukan hanya rekan satu tim, dia bahkan salah satu muridku. Dengan melihatnya seperti ini saja aku serasa ditikam.

“Satria. Kau ingat saya siapa?”

Satria mengangguk. “Bapak, guru dan rekan saya.”

“Lalu kenapa kau melakukan ini?!”

“Saya hanya melakukan tugas karena dibayar, Pak.” Oh, sungguh. Percaya diri sekali dia bicara begitu.

“Jadi sekarang kau tukang pukul bayaran! Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya untuk jadi preman?!”

“Saya bukan tukang pukul bayaran. Saya hanya dibayar untuk melindungi Mbak Alina pulang dan pergi agar tidak diganggu oleh bapak. Jadi bapak silakan pulang, agar saya tidak memukul orang hari ini.”

“Songong sekali kau bicara, Satria!” Aku turun dari motor seraya melemaskan sendi tangan.

“Kita adalah pemain bayaran, Pak. Ki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status