Share

Bab 22.b

Aku berpikir lama. Hati nurani terus bersahutan. Kuambil pena yang tergeletak di meja, lalu memainkan benda itu sambil melamun. Menyangga dagu dengan telapak tangan.

Ada yang membuat lamunanku buyar. Pena yang kupegang ternyata tidak sama dengan yang lainnya. Pena ini ada tombol on off dan panah naik turun.

Aku memutar dan mengamati benda di tangan ini.

"Eh, Abang. Ini pen atau apa?"

"Ya, tu pen."

"Ini apa?" Aku menekan tombol on off.

"I love you," kata Bang Rasya. Aku mengernyit, orang ditanya malah bilang i love you. "Jawab!" titahnya setelah aku diam saja.

"I love you too," seruku dengan agak heran.

Bang Rasya mengambil pena di tanganku. Dia menekan salah satu tombol. Lalu terdengar lah suara aku dan dia.

"Bisa merekam?" Aku mengambil benda itu dari tangannya dan mendengarkan baik-baik.

"Abang kadang tak selalu fokus saat meeting. Jadi harus punya ni supaya bisa simak next time."

"Wah ... canggih ...." Aku terpana. Kemudian aku sibuk memainkan benda keren ini.

Merekam.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status