Share

Bab 22.a

Aku mempercepat langkah. Iya, benar. Itu kali-nya. Aku mendekat.

"Dik. Awas!"

"AWAAASS!" Bang Rasya teriak-teriak.

Dia memberi kode tangan agar aku minggir. Lalu dia terjungkal jatuh ke belakang. Aku mengernyit heran. Awas apa? Tidak ada apa-apa kok. Kuamati sekitar dan tidak ada masalah.

Aku balik lagi menghampiri Bang Rasya. Pria tinggi kekar ini tampak sangat panik. Dia terpejam dengan telapak tangan menutup mata. Duduk di rerumputan sambil bergumam "Awas ... awas ...."

"Abang. Ada apa, Bang?" Aku mengguncangnya.

Bang Rasya langsung menarikku ke pelukannya. "Air, Dik ... air ... ada air." Dia melihat tubuhku dengan kepanikan. Lantas memeluk lagi.

"Iya, air. Itu kan kali. Memangnya kenapa?"

Bang Rasya bernapas cepat. Lalu napasnya agak melambat dan panjang-panjang. Dia mengusap wajah. "Astagfirullah ... Astagfirullah ...." Membuka mata lebih lebar dan melihat sekeliling.

"Astagfirullah ...." Dia mengusap wajah lagi.

Keningku menegang, sungguh sangat heran melihat raut waja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status