Share

Bab 21.b

"AW!" Aku menjerit diiringi suara dentuman pintu yang menabrak tembok. Posisi pintu memang sedang terbuka.

"SHENA!" Aku teriak kesal. Diri langsung dibakar emosi. Tidak tahu diri sekali dia. Sudah kondisi sakit, mau aku bantu malah begitu kelakuannya.

Shena tersenyum menjijikkan. "Sudah tak perlu sok suci. Aku gak butuh bantuanmu."

"Oh. Oke ... kau sakit saja sendiri bila perlu sampai mati. Kalau bukan karena Bang Rasya aku pun tak sudi membantumu."

"Aku juga tidak perlu bantuanmu. Kalau bukan karenamu hidupku gak bakal hancur."

Aku ternganga. "Kamu yang menghancurkan hidupku. Lupa!"

Ibu dan Bang Rasya datang bersamaan. Mereka langsung menatap kami dengan keheranan.

"Ada apa?" tanya ibu.

"Dia mau kupapah malah ngedorong, Bu. Gila memang kamu." Aku jadi mengumpat sambil keluar kamar. Terasa sekali pundakku sakit karena menabrak hendel yang runcing.

Aku menghempaskan tangan berkali-kali untuk menghilangkan rasa ngilu dan sakit.

"Tak apa, Dik?" Bang Rasya melihat tanganku.

"Pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status