Share

Bab 20.b

Semua tamu pulang. Tinggallah rumah yang lengang. Aku beres-beres dulu sementara Bang Rasya masuk kamar.

"Shena tak ke sini, Bu?" tanyaku sambil menyimpan gelas-gelas bekas.

"Sudah jangan pikirkan dia. Cepat temui suamimu. Ini biar ibu yang bereskan."

"Gak apa-apa, Bu?" Bukannya ingin kerja, tapi grogi mau sekamar dengan Bang Rasya. Kalau dia lelaki biasa mungkin tidak akan setegang ini. Tapi dia adalah tuan mudaku di Malaysia sana.

"Sudah sana naik!"

Terpaksa aku melangkah ke tangga. Aduh ini serasa akan tidur dengan raja.

Beruntung sekali kamu Alina. Punya suami ganteng. Tinggi. Seksi. Kaya. Soleh pula.

Sepanjang menaiki tangga aku memuji keberuntungan diri sendiri.

Lampu lantai dua temaram. Pencahayaan hanya dari balkon saja. Aku menghela napas lalu membuang napas.

"Huh! Bismillah." Aku membuka pintu kamar.

Allahu Akbar. Mata ini serupa loncat ke lantai. Aku terkejut dan langsung menutup pintu lagi.

Bang Rasya sedang bertelanjang dada. Pinggangnya dililit handuk mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status