Share

Bab 3

“Tuan Putri, tolong jangan berjalan terlalu cepat. Saat ini Yang Mulia Ratu tengah mengadakan pesta teh dan memanggil beberapa nona bangsawan. Jangan sampai kita menabrak salah satu nona muda.” pelayan tua yang menemani sang putri tampak kesulitan mengikuti langkah sang tuan.

Diantara taman-taman istana, taman utama merupakan yang terbesar dan terindah. Dan yang terpenting, ada ayunan yang dibuat oleh kaisar untuk putri pertamanya yang cantik. Itu sebabnya si pelayan tua ingin membawa sang putri ke taman utama.

Hanya saja dalam prosesnya, sang putri tiba-tiba berlari ke arah taman mawar. Tempat yang dekat dengan istana ratu.

“Hah..”

“Hah..”

“Dimana tuan putri?” pelayan tua yang sebelumnya menemani sang putri telah kehilangan jejak.

“Aku harap tuan putri tidak menemui hal buruk apapun.”

***

“Hei, bukankah dia adalah tuan putri? Kenapa dia menyiram bunga di taman mawar?” seorang gadis berbisik lirih.

Saat ini, ada beberapa nona muda yang sedang berjalan bersama ke arah istana ratu. Namun ketika melewati taman mawar, mereka dapat melihat ada seorang gadis bergaun indah yang tengah merawat bunga-bunga.

Penasaran, pada akhirnya mereka mendekati gadis itu. Mereka tidak menyangka jika gadis yang membuat mereka penasaran adalah si tuan putri idiot.

“Hei, bukankah sebaiknya kita cepat-cepat pergi? Aku tidak mau kejadian tadi malam kembali menimpa kita.” ucap gadis muda lainya.

“Aku setuju denganmu. Ayo kita pergi.” teman gadis itu membalas.

“Ayo..”

“Ayo..” dengan itu, gerombolan para nona muda segera pergi dari tempat kejadian.

Namun, ada satu orang yang tertinggal di belakang.

“Berrty, apa yang kau lakukan? Ayo kita juga cepat pergi dari sini.” menyadari teman dekatnya tidak mengikuti rombongan, seorang gadis bergaun kuning segera menghampiri temannya.

“Zanas. Kau duluan saja. Aku baru ingat telah meninggalkan sesuatu.” balas Berrty.

“Jika begitu, haruskah aku menemanimu mengambilnya?” tanya Sanaz mmenawarkan diri.

“Ah, itu tidak perlu Sanaz. Aku hanya akan mengambilnya dan kembali. Itu tidak akan memakan waktu lama. Kau pergilah duluan.” jawab Berrty.

“Kalau begitu aku akan pergi lebih dulu. Hati-hatilah di jalan.” ucap Sanaz sebelum beranjak pergi.

“Hm. Aku akan hati-hati.” Berrty mengantar kepergian temannya dengan senyum manis.

Setelah semua orang pergi, Berrty segera melangkahkan kakinya ke arah tuan putri berada. Tanpa mengatakan apa-apa, gadis berambut biru itu menendang ember air di dekat sang putri.

Sontak, gaun tuan putri yang cantik segera basah. Mendapati itu semua, sang tuan putri hanya melihat ke arah Berrty.

“Apa?”

“Kau marah, kesal atau ingin mengadu? Adukan saja kepada orang lain. Tidak ada orang yang akan mempercayai kata-kata orang idiot sepertimu.” Berrty berucap jijik.

Mendengar ejekan seperti itu, putri yang cantik tidak marah sama sekali. Sebaliknya, gadis itu hanya menatap polos. Seolah bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

Berbeda dengan penampilan basah Berrty semalam yang mirip dengan tikus got, sang tuan putri dengan gaun basah tidak tampak buruk sama sekali. Sebaliknya, hal tersebut malah membuat orang lain ingin merawat dan melindungi gadis muda yang tampak mudah ditindas itu.

“Saya tidak menyangka akan mendengar perkataan yang sangat menarik terkait keluarga kekaisaran.” suara bariton yang khas tiba-tiba terdengar.

Sontak, Berrty yang awalnya mengira tak ada orang lain di sekitar menjadi pucat. Niat awalnya hanya ingin memberi pelajaran pada gadis tak tahu diri yang telah merusak penampilannya tadi malam. Namun Ia tak mengira perbuatan buruknya akan dilihat oleh orang lain.

“Per..”

“Perdana menteri, Yang Mulia Putra Mahkota.” saat melihat dua orang yang hadir, Berrty tak dapat menahan diri untuk tidak berkeringat dingin.

Bagaimanapun juga, dia harus tampil baik di depan putra mahkota agar bisa menjadi pengantin yang ideal. Dengan begitu, dia baru dapat mengamankan posisinya sebagai ratu masa depan.

Namun saat ini, ada hal yang lebih krusial. Orang yang berdiri di samping putra mahkota adalah perdana menteri kekaisaran yang terkenal sangat kaku dan patuh pada aturan.

Dia adalah pelopor yang menjadikan Kekaisaran Nesia sebagai pemimpin di antara kerajaan-kerajaan sekitar. Jika keluarga kekaisaran adalah simbol, maka perdana menteri adalah orang yang bersentuhan langsung dengan setiap aspek kekaisaran.

Satu lagi alasan mengapa perdana menteri Kekaisaran Nesia sangat populer. Selain menjadi perdana menteri pada usia yang sangat muda, pemuda itu juga memiliki paras yang sangat rupawan.

Alis tebal, hidung mancung dan rahang yang tegas. Setiap detail yang tampak hanya menambah kejantanan lelaki itu. Bahu lebar, tangan berotot dan tinggi yang ideal.

Jika ditanya siapa lelaki yang paling ingin dinikahi oleh semua gadis di kekaisaran, itu pastinya adalah perdana menteri Kekaisaran Nesia.

Sayangnya, semua orang hanya bisa menginginkan. Mereka yang telah menggunakan berbagai cara licik tidak diketahui rimbanya lagi.

Sedangkan mereka yang dengan keras kepala tetap merayu dan menggoda sang perdana menteri telah beku oleh sikap dingin dan acuh pemuda itu. Untuk mereka yang nekat, penjara adalah pilihan bagus dibanding kematian yang tak diketahui siapapun.

“Yang Mulia Ratu memiliki selera yang bagus. Sayangnya, saya merasa tidak cukup baik untuk menghadiri pesta teh yang diselenggarakan Yang Mulia Ratu.”

“Putra Mahkota, sepertinya saya harus merepotkan Anda untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Yang Mulia Ratu.” ucap perdana menteri. Meski tak memiliki nada cemooh mengejek, namun entah bagaimana dingin yang terasa begitu menusuk.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status