Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan.
Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan saat ini. (Tap.) (Tap.) (Tap.) Suara langkah kaki yang terdengar di keheningan malam entah bagaimana selalu berhasil menenangkan sang putri. Hal tersebut seolah mengatakan ada seseorang yang hadir untuk menghibur dirinya diantara kenangan buruk yang ingin Ia lupakan. (Ceklek.) Begitu pintu dibuka, emas yang berkilau segera terlihat. Menyembunyikan senyum kecil, sang tuan putri berbicara dengan nada dingin, “Masih berani kembali ke sini.” “Maaf karena kekasaran saya, Tuan Putri. Tolong jangan usir saya. Jika Anda mengusir saya, saya pasti akan tidur di jalanan malam ini.” bariton yang khas menyapa indera pendengaran. “Kalau begitu jual saja topeng emasmu. Kau bisa langsung membeli sebuah villa jika melakukannya.” sang putri masih berbicara dengan dingin. “Saya tidak bisa melakukannya, Tuan Putri. Benda ini adalah hadiah dari teman saya yang berharga. Saya tidak ingin kehilangan apalagi menjualnya.” balas si sosok bertopeng. “Kalau begitu biarkan aku yang membelinya. Kau akan menjual benda itu padaku bukan?” tanya sang tuan putri. “Ehm.” kali ini sebuah deheman lirih terdengar. “Tuan Putri. Saya minta maaf. Tapi benda yang sudah diberikan tidak bisa diminta kembali.” jawab sosok bertopeng. Selama percakapan berlangsung, banyak hal yang dilakukan oleh sosok bertopeng. Pertama, pemuda itu tampak mengecek semua kotak perhiasan sang putri. Kedua, dia juga melihat kantong bordir yang diletakkan di atas meja samping. Saat memeriksa isinya yang kosong, senyum kecil muncul tanpa diundang, “Bukankah sebelumnya kau bilang tidak mau?” “Kau tidak mengatakan jika itu tidak manis.” balas sang putri. “Tapi Richard, bagaimana caramu melakukannya? Bukankah permen pada umumnya terasa manis?” tuan putri bertanya penasaran. Sebelumnya, Ia melihat tumpukan permen dalam kantong yang diberikan oleh teman masa kecilnya. Itu alasan mengapa pada awalnya dia tak mau menerima kantong tersebut. Meski pada akhirnya, kantong itu tetap jatuh ke tangannya. “Dia tahu aku tidak suka manis. Tapi dia tetap memberiku satu kantong penuh permen. Benar-benar menyebalkan.” Itu adalah apa yang pertama kali Ia pikirkan. Namun saat dia mencoba satu. Dibandingkan manis, permen di dalam kantong lebih condong ke rasa segar. Dan tak butuh waktu lama, semua permen itu habis tak bersisa. “Itu rahasia perusahaan, Tuan Putri.” jawab Richard. “Perusahaan yang kau katakan itu memiliki namaku sebagai pemiliknya. Katakan atau kau mau aku pecat.” tuan putri memberi ancaman dengan wajahnya yang cantik. Mendengar ancaman yang tidak berbahaya sama sekali, Richard hanya tertawa kecil. Sebelum pada akhirnya pemuda itu duduk di samping sang tuan putri. “Bagaimana keadaanmu?” Richard membelai lembut pipi kanan sang tuan putri. Saat Ia melakukannya, seekor kupu-kupu tiba-tiba muncul. Kupu-kupu berwarna emas itu pada awalnya hanya satu. Sebelum bertambah menjadi beberapa yang terbang mengelilingi sang tuan putri. “Aku baik-baik saja seperti biasa.” jawab tuan putri yang cantik. “Bohong.” ucap Richard. “Hari ini kau makan dan minum lebih sedikit dari biasanya. Kau juga memakai gaun yang basah. Selain itu, kau juga tidak tidur siang.” saat mengatakan hal tersebut, Richard menyandarkan kepalanya di lekukan leher sang tuan putri. Mendengar keluhan Richard, tuan putri hanya ingin memutar kedua bola matanya ke atas, “Jika sudah tahu, kenapa bertanya?” Seperti dirinya, Richard juga memiliki kemampuan yang diwariskan oleh keluarganya. Itu adalah kemampuan memanggil spirit. Terkadang, pemuda itu dengan sengaja meninggalkan beberapa spirit untuk memantau aktivitasnya. Seperti kupu-kupu emas yang seringkali menampakkan diri saat Ia sedang dalam suasana hati yang buruk. Meski begitu, pemuda itu masih tetap bertanya apa yang Ia lakukan seharian ini. Bukankah itu sangat membuang-buang waktu? “Aku ingin mendengarnya langsung darimu.” jawaban yang lembut dapat dengan mudah membuat hati orang lain berdebar. “Selena.” “Jangan sakit.” “Jangan terluka.” “Dan jangan pernah berpikir untuk pergi meninggalkanku.” “Jika kau melakukannya, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan nanti.” Kali ini, sang putri tidak menjawab apapun. Karena bagaimanapun juga, hal-hal yang diminta oleh teman masa kecilnya bukanlah sesuatu yang bisa Ia janjikan. “Maaf, Richard. Tapi aku harus mencari tahu siapa sosok di belakang Ratu dan putra mahkota.” “Karena aku yakin, semua yang terjadi pada keluargaku tidak mungkin sebuah kebetulan. Dengan begitu, aku baru bisa menyembuhkan ayahku yang sakit keras.” “Dalam hal itu, semua akan aku pertaruhan. Meski harus mengorbankan nyawaku sendiri.” batin sang putri.“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
“Hei! Bukankah dia adalah putri idiot yang dirumorkan? Apa yang dia lakukan di pesta mewah ini?” seorang gadis berbisik pada teman wanita yang berdiri di sampingnya. “Memalukan! Tidak cukup menjadi aib keluarga kekaisaran. Sekarang dia juga berani menginjakkan kaki di tempat yang tidak seharusnya.” ucap seorang gadis yang menyembunyikan cibirannya di balik kipas yang dibentangkan. “Kalian berdua. Tolong jangan menghina tuan putri seperti itu. Bagaimanapun juga, dia masih anggkota keluarga kekaisaran.” suara lembut terdengar dari seorang gadis muda berambut biru laut. Matanya yang senada entah bagaimana membawa kesejukan bagi orang yang melihatnya. Ditambah dengan kulit putihnya yang terawat, penampilan gadis itu tampak cukup memukau dibandingkan dengan orang lain yang hadir. Hanya ada satu pengecualian. Di tengah ruangan, berdiri seorang gadis dengan rambut pirang yang menyilaukan. Hidung mancung, bibir merah dan sepasang mata emas yang menyihir. Penampilan gadis itu begitu
(Brak!!) “Apa-apaan ini! Matahari sudah terbit sedangkan gadis idiot itu masih bergelung di dalam selimut. Setelah apa yang dia lakukan di pesta tadi malam, gadis itu benar-benar bisa tidur dengan nyenyak.” seorang wanita muda dengan seragam pelayan menggerutu dengan jijik. Partner gadis muda itu adalah seorang wanita tua. Berbeda dengan si pelayan muda, pelayan wanita yang lebih tua dengan cekatan mulai membangunkan sang putri tidur sebelum mengantarnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ditinggalkan seorang diri untuk merapikan kamar, pelayan yang lebih muda mendengus kesal. Meski merasa enggan, gadis itu tetap melipat dan membersihkan kekacauan yang dibuat oleh sang putri saat tidur. Namun saat gadis itu mulai menyiapkan pakaian untuk dikenakan oleh sang putri, tatapannya mengarah pada kotak indah yang berkilau. Sontak, tatapan penuh serakah segera terlihat. Tanpa meminta izin pada pemiliknya, si pelayan muda membuka kotak perhiasan. Sebelum mulai mengambil beber
“Tuan Putri, tolong jangan berjalan terlalu cepat. Saat ini Yang Mulia Ratu tengah mengadakan pesta teh dan memanggil beberapa nona bangsawan. Jangan sampai kita menabrak salah satu nona muda.” pelayan tua yang menemani sang putri tampak kesulitan mengikuti langkah sang tuan. Diantara taman-taman istana, taman utama merupakan yang terbesar dan terindah. Dan yang terpenting, ada ayunan yang dibuat oleh kaisar untuk putri pertamanya yang cantik. Itu sebabnya si pelayan tua ingin membawa sang putri ke taman utama. Hanya saja dalam prosesnya, sang putri tiba-tiba berlari ke arah taman mawar. Tempat yang dekat dengan istana ratu. “Hah..” “Hah..” “Dimana tuan putri?” pelayan tua yang sebelumnya menemani sang putri telah kehilangan jejak. “Aku harap tuan putri tidak menemui hal buruk apapun.” *** “Hei, bukankah dia adalah tuan putri? Kenapa dia menyiram bunga di taman mawar?” seorang gadis berbisik lirih. Saat ini, ada beberapa nona muda yang sedang berjalan bersam
“Putra Mahkota, sepertinya saya harus merepotkan Anda untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Yang Mulia Ratu.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, perdana menteri segera melepas jubah luarnya. Sebelum mulai menyampirkan benda tersebut pada tubuh ramping sang tuan putri. “Yang Mulia Putri, saya memiliki beberapa permen yang manis. Jika Anda mau mengikuti saya, saya akan memberikan semua permen milik saya pada Yang Mulia Putri.” berbeda dengan sikap saat menghadapi putra mahkota, saat ini perdana menteri tampak seperti membujuk seorang anak dengan lembut. “Permen.” “Enak.” “Manis.. manis..” putri yang cantik segera membuat wajah penuh tekat. “Anda setuju untuk mengikuti saya? Kalau begitu pegang lengan saya terlebih dahulu.” saat mengatakan hal tersebut, perdana menteri telah menyilangkan tangan sang putri dengan lengannya. “Ikuti saya dengan baik.” setelah mengatakan hal tersebut, keduanya dengan cepat menghilang dari pandangan. Dengan begitu, putra mahkot