Share

Chapter 107 Selamat Tinggal

Abraham membawa Safira, makan di sebuah restoran yang ada di Bagan Siapi-Api. Mereka duduk dan memesan beberapa menu, makanan dan minuman. Ditengah asyik-asyik makan, seorang wanita mengebrak meja, dan menjambak rambut Safira dengan kuat.

“Jadi, karena wanita ini, kau tidak mau menikahiku hah? Dasar perempuan jalang, berani-beraninya kamu merebut, calon suami saya.” bentaknnya, menekan kepala Safira kedalam piring, yang masih berisikan nasi dan lauk. Muka Safira terlihat belepotan, nasi lengket diwajahnya.

Abraham berusaha memisahkan wanita itu, dari Safira. Safira berusaha tenang, dan melihat Abraham sedang menahan wanita itu, yang masih berusaha menghajarnya kembali. Safira memandang Abraham, dengan penuh tanya. Safira menghela napas.

“Benar Bra, dia calon istrimu. Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?” Safira berusaha bersikap tenang, semaksimal mungkin. Namun di otaknya sudah mau meledak, ingin menghajar mereka satu persatu.

“Kau tau, apa yang telah dilakukannya kepadaku perempuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status