Share

Meraba Dalam Gelap

Mitha mengamati ruangan yang dilapisi kaca tebal di sekelilingnya. Warna putih dan abu-abu mendominasi cat dinding. Sofa berwarna hitam diletakkan di bagian kiri ruangan. Bila duduk di sana terlihat air mancur yang terletak di taman kota, satu-satunya ruang publik yang ada di tengah-tengah bangunan gedung bertingkat. Di belakangnya diletakkan sepasang kursi dan meja yang terbuat dari kayu jati. Di sana biasanya Almarhum Hermawan berkutat dengan semua pekerjaannya. Dari sana juga lahir ide-ide cemerlang untuk terus membesarkan perusahaan.

Mitha menyentuh pinggiran meja itu. Merasakan sisa-sisa kenangan yang tertinggal. Perlahan matanya mengabut mengingat betapa dekatnya mereka dulu. Hermawan bukan ayah kandungnya, tapi kedekatan mereka melebihi itu. Panas di bola matanya mendesak cairan bening itu keluar. Rindu menerobos ke dalam sanubarinya. Benar sekali ungkapan seseorang akan terasa sangat berarti jika dia tidak lagi berada di sisi. Air mata itu tidak hanya kerinduan untuk Hermawan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status