Lu Fei tiba di depan sekte Bintang Berpijar. Dia pun berjalan ke arah gerbang. Dia dipersilahkan masuk ke dalam. Tidak sulit sama sekali. Lu Fei mencoba mengingat di mana rumah dia berada. Dia pun berjalan ke arah sana. Tidak lama kemudian dia berada di depan sebuah kediaman yang sangat besar. Itu adalah kediaman utama, tempat para anggota keluarga utama sekte Bintang Berpijar tinggal. Tempatnya sangat luas. Ada puluhan rumah di sana dan semuanya bagus, seharusnya.
Lu Fei pun berjalan mengikuti apa yang dia ingat. Sesaat kemudian dia merasakan ada orang berlari ke arah dirinya. Lu Fei langsung membalik badan dan mundur ke belakang. Orang yang ingin menangkap dirinya itu gagal. "Kenapa kau lari?" tanya Gadis itu. "Kau siapa?" tanya Lu Fei. Gadis itu mengerutkan keningnya. Dia heran kenapa Lu Fei malah bertanya begitu. Gadis itu bahkan sampai memiringkan kepalanya. "Kau ini kenapa? Kapalamu terbentur sesuatu?" tanya Gadis itu. Lu Fei mencoba mengingat. Dia pun ingat kalau gadis di depannya adalah Shuang Ji. Shang Ji adalah teman dekat Lu Fei. Shuang Ji adalah salah satu anak yang tidak pernah memandang rendah Lu Fei. Bahkan setelah tahu kalau Lu Fei adalah anak yang tidak berbakat. Padahal orang lain mulai menjauhi Lu Fei. Tidak dengan dirinya. "Ah, kau Shuang Ji si gadis berdada kasar," ucap Lu Fei. Plakkk! "Kurang ajar kau!" maki Shuang Ji. Lu Fei memegang pipinya yang terkena tamparan dari Shuang Ji. Itu sakit. Shuang Ji memiringkan kepalanya. Dia merasa ada yang aneh. Dia pun menyentuh tubuh Lu Fei. Hampir seluruh tubuh Lu Fei diraba oleh dirinya. Setelah itu dia memiringkan kepalanya. Kemudian Shang Ji tersenyum, senang. "Kau menjadi lebih kuat," ucapnya. Lu Fei kaget. Ternyata Shuang Ji bisa tahu kalau dirinya lebih kuat. Itu tandanya kalau Shuang Ji dan Lu Fei-pemilik tubuh yang asli sangat dekat satu sama laina. Lu Fei tersenyum dan menekan pingganya dengan wajah sombong. "Selama beberapa hari ini aku tidak kembali karena aku sedang berlatih," ucap Lu Fei. Shuang Ji terbahak. Dia sangat senang. Padahal sebelumnya dia khawatir dengan keadaan Lu Fei. Mendengar apa yang Lu Fei katakan, dia sangat senang. Temannya yang direndahkan selama ini bisa bertambah kuat meski sedikit. Setidaknya Lu Fei bisa berkembang. Itu sudah membuat Shuang Ji senang. "Karena kau sudah menjadi lebih kuat, maka hari ini aku akan memasak kan makanan untukmu sebagai hadiah. Ayo, ikut aku!" ajak Shuang Ji. Tubuh Lu Fei merasa merinding. Dia punya firasat buruk tentang ini, tetapi dia tidak tahu apa itu. Ingatan Lu Fei tumpang tindih karena itu beberapa hal dia lupa. Dia pun ikut dengan ajakan Shuang Ji. Mereka berdua pun pergi dari sana. Tujuan mereka sekarang adalah rumah tempat Shuang Ji berada. Dia tinggal tidak jauh dari sana. Berada di luar kediaman utama, tetapi tidak terlalu jauh. Ayah Shuang Ji adalah seorang tetua di sekte Bintang Berpijar karena itu dia punya rumah di dekat sana. Saat tiba di sana, Lu Fei cukup kaget ternyata rumah Shuang Ji besar. "Ayo masuk!" ajak nya. Mereka pun masuk ke dalam. Ketika masuk, mereka bertemu dengan gerombolan murid yang sedang berlatih. Keduanya menjadi pusat perhatian. Di sana ada ayah Shuang Ji. Saat keduanya sedang berjalan, tiba-tiba seseorang muncul di depan mereka. Tatapan orang itu tajam. Shuang Ji langsung memalingkan pandanganya. "Aku punya alasan untuk itu," kelak Shuang Ji. "Aku belum bertanya apapun." Shuang Ji menggaruk kepalanya. "Anu ... aku ..." Dia bingung harus mencari alasan apa. "Kau akan dihukum karena bolos latihan hari ini. Pergi ke tempat hukuman dan lakukan ayunna pedang sebanyak seribu kali," tegas Shuang Lu, ayah Shuang Ji. "Ayah, ini terlalu berlebihan. Seribu kali itu terlalu banyak," keluh Shuang Ji. "Kau sudah membolos sebanyak 4 kali. Jangan pikir ayah tidak tahu. Lakukan atau ayah akan menambah hukumannya!" Shuang Ji berdecak kesal. Dia pun pergi dari sana. Sebelum pergi dia meminta maaf kepada Lu Fei. "Maafkan aku! Sepertinya hari ini kau tidak bisa makan masakanku. Mungkin lain kali saja. Kalau kau ingin pulang, tidak masalah," ucap Shuang Ji. "Tidak masalah." Shuang Ji pun pergi dari sana. Sekarang hanya ada Lu Fei dan Shuang Lu di sana. Keduanya saling berhadapan. Tatapan Shuang Lu tajam. Lu Fei heran kenapa dia ditatap begitu. "Ah, anu ... aku permisi pulang," ucap Lu Fei. Dia memberi hormat dan saat dia ingin membalik badan. Shuang Lu pun menghentikannya. Lu Fei kaget. Tatapan Shuang Lu seperti harimau yang sedang menatap mangsanya. "Siapa kau?" tanya Shuang Lu. Lu Fei terkaget. *** Cao Li pun langsung menemui markas Pembunuh Bayaran itu. Saat tiba di sana, dia langsung mendatangi ketua Pembunuh bayaran itu. Saat bertemu, tatapan Cao Li sangat tajam. Dia pun menjelaskan apa yang terjadi. Dia ingin pertanggung jawaban karena mereka gagal membunuh Lu Fei. Ketua Pembunuh Bayaran itu mengerutkan keningnya. "Tidak. Tidak mungkin anak buahku gagal dalam misi. Kau hanya salah lihat saja," bantah ketua Pembunuh Bayaran itu. "Kalau kau tidak yakin. Kau periksa sendiri! Kalau ternyata Lu Fei masih hidup, maka kau harus mengganti kerugian 10 kali lipat," tantang Cao Li. Ketua Pembunuh Bayaran itu langsung percaya. Dia ikut marah. Dia marah kepada anak buahnya yang gagal melakukan tugasnya. Ketua Pembunuh Bayaran itu pun menjelaskan kalau mereka akan mengulang misi ini dan memberikan jaminan kalau kali ini mereka akan melakukan tugas ini dengan baik dan memastikan Lu Fei akan mati. "... Kalau tidak, maka aku akan membayar kau dua kali lipat dari apa yang kau bayarkan. Aku berjanji kalau bocah itu akan mati kali ini," jelas ketua Pembunuh Bayaran itu. Cao Li sebenarnya tidak menyukai kesepakatan ini, tetapi dia setuju. Dia sangat ingin Lu Fei dibunuh. Dia pun permisi untuk pulang. Cao Li pun pergi dari sana. Ketua Pembunuh Bayaran itu langsung memanggil bawahannya yang bertugas membunuh Lu Fei. Saat mereka tiba di ruangan itu. Mereka langsung dipukuli olehnya sampai mereka babak belur. "Apa salah kami, ketua?" tanya mereka. "Kalian gagal menyelesaikan misi dari nona Li." Mereka kaget. "Kami sudah membunuh bocah itu dan bahkan kami sudah membuang bocah itu ke dalam jurang Neraka. Tidak mungkin dia masih hidup." "Nyatanya bocah itu masih hidup." Mereka terlihat tidak percaya dengan apa yang dikatakan ketuanya, tetapi tidak mungkin ketuanya berbohong. Hanya saja itu terasa mustahil. "Aku berikan kalian kesempatan satu kali lagi. Bunuh bocah itu lagi!" perintah ketua itu. "Baiklah," jawab mereka serentak. Mereka pergi dari sana dengan wajah tidak percaya. Mereka masih percaya dengan apa yang mereka ingat. Mereka melakukan semuanya sendiri dan bahkan mereka sudah memastikan kalau denyut nadi target mereka tidak Begerak lagi. Bukan hanya itu, mereka bahkan menusuk tubuh target mereka saat sudah dipastikan mati agar tidak salah. Mereka menggeleng heran. "Tidak mungkin. Ini sangat mustahil," ucap mereka.Jantung Lu Fei langsung berdetak sangat kencang dengan pertanyaan mendadak itu. Lu Fei mengatur napasnya. Dia berusaha untuk tenang. Dia pun tersenyum. Dia berusaha untuk terlihat normal. "Aku Adalah Lu Fei anak patriarch sekte Bintang Berpijar ini. Memangnya ada apa Paman?" tanya Lu Fei. Shuang Lu menyipitkan matanya, tetapi setelahnya dia tersenyum. "Aku hanya bercanda." Dia pun terbahak. "Kau ingin ikut berlatih bersama kami? Mumpung kau ada di sini. Bagaimana?" tawar Shuang Lu."Terima kasih tawarannya, tetapi dengan berat hati aku harus menolaknya karena aku ingin segera pulang ke rumah. Maafkan aku paman," jawab Lu Fei. "Oh, kalau begitu berhati-hatilah!" Lu Fei mengangguk. Dia pun pergi dari sana. Dia pulang, tetapi sebelum sangat jauh, dia menoleh ke belakang sedikit. Terlihat Shuang Lu masih menatap ke arah dirinya. Shuang Lu tersenyum. Lu Fei merasa agak degdegan karena kalau sampai ketahuan, yang dia takutkan adalah dia dibunuh. Dengan kekuatannya yang sekarang, dia tid
Lu Fei juga heran kenapa dia bisa sangat unggul begini. Padahal dia sangat yakin kalau dirinya kalah kuat dari lawannya. Perlahan tapi pasti Lu Fei mulai mendominasi tanpa jurus apapun. Dia hanya bertarung dengan dasar bela diri. Sekali lagi, Lu Fei berhasil melakukan tebasan. Itu langsung melukai lawannya. Pembunuh Bayaran itu langsung mundur menjauh beberapa langkah. "Mereka yang lemah atau aku yang kuat?" Lu Fei heran. Padahal dia hana berada di tahap Flowing Qi ke satu. Masih sangat di bawah standard umur nya. Lu Fei yakin kalau lawan yang dia lawan sekarang setidaknya berada di tahap Core Foundation. Harusnya mudah bagi lawannya untuk mengalahkan dirinya. Hanya saja yang terjadi malah sebaliknya. "Aku harus memanfaatkan ini," ucap Lu Fei. Dia pun mengeluarkan sebuah botol kecil dari kantong bajunya. Lu Fei menuangkan cairan berwarna hijau itu pada pedang miliknya. Itu adalah racun, dengan cepat Lu Fei maju dan mulai menyerang lagi. Lawannya tidak akan membiarkan dirinya kalah
Kajadian itu membuat Lu Fei sadar kalau dia benar-benar diincar. Dia harus berlatih lebih keras lagi agar kejadian tadi tidak terulang lagi. Tidak ada yang ingin mati. Apalagi ini adalah kesempatan kedua untuk Lu Fei. Dia merasa kalau dia tidak boleh bermalas-malasan. Suatu hari nanti, dia akan melawan musuh yang lebih kuat. Tentu saja dia harus menjadi sangat kuat. "Kejadian di kehidupan sebelumnya tidak boleh terulang," ucap Lu Fei. "Apanya yang tidak boleh terulang?" tanya Shuang Ji. Dia masuk ke dalam. Lu Fei awalnya agak panik, tetapi dia bisa menenangkan dirinya dan terlihat biasa saja. Dia membuat alasan yang masuk akal dan akhirnya Shuang Ji pun menerima penjelasan itu. Memutar balik keadaan adalah keahlian Shuang Ji. Dia bangun dan memegang kedua tangan Shuang Ji. Wajah Shuang Ji langsung memerah. "Aaa ... apa yang kau lakukan?" tanya Shuang Ji. "Terima kasih karena telah membantuku. Tanpa dirimu, aku tidak akan bisa seperti sekarang. Tanpa kau, mungkin aku sudah bunuh d
"Ayo! Jangan terlalu membuang waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, maka kemungkinan kita ketahuan akan semakin besar. Kau ingin ketahuan? Kalau sampai ketahuan, kita berdua akan mati," ucap Lu Fei memberikan peringatan. "Tidak masalah. Kalau kita mati berdua, aku rasa itu bukan sesuatu yang perlu disesali," jawab pemuda itu. "Masalahnya, aku yang tidak ingin mati."***Cao Li tidak tenang karena Lu Fei tidak berhasil dibunuh. Itu tandanya Lu Fei memiliki kesempatan dipilih menjadi calon penerus patriarch selanjutnya. Lu Fei adalah anak terakhir dari Patriarch sekte Bintang Berpijar yang sekarang. Dia anak terakhir, tetapi Lu Fei lahir dari rahim istri pertama patriarch yang searang. Istri yang sangat disayang oleh Patriarch sekarang. Sayangnya ibu Lu Fei yaitu Chi Rei meninggal saat Lu Fei dilahirkan. Itu juga alasan kenapa Lu Fei tidak disukai oleh ayahnya sendiri karena dianggap sebagai pembawa kesialan dan penyebab kematian Chi Rei. "Bagaimana kalau dia berubah pikiran dan
Lu Bao dan beberapa orang bawahannya datang ke tempat Lu Fei tinggal. Mereka berjumlah sekitar 50 orang. Mereka membawa senjata lengkap, Lu Fei yang melihat itu, dia menyipitkan matanya. Dia dan temannya berdiri menghadap rombongan yang datang itu. "Ada keperluan apa?" tanya Lu Fei. "Kau ditangkap!" tegas Lu Bao. "Memangnya apa yang aku lakukan sampai aku harus ditangkap?" tanya Lu Fei. "Kau telah membuat ibuku terluka. Kau membakar kamar ibuku dengan sengaja. Itu adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Kau akan dihukum karena telah melakukan itu!" jelas Lu Bao. Lu Fei terlihat kebingungan seolah-olah dia tidak tahu apa yang terjadi. Beberapa orang yang ada di belakang Lu Bao sampai saling menatap satu sama lain saking termakannya dengan wajah tipu daya Lu Fei yang manipulatif. "Memangnya ada yang terjadi? Aku bahkan tidak tahu itu. Bagaimana bisa kau menuduhku? Padahal aku tinggal sangat jauh kediaman utama berada. Kalau memang aku melakukan itu, harusnya ada bukti, bukan?
"Kenapa kau dihukum seperti itu? Aku lihat kau selalu cambuk setiap satu jam sekali. Memangnya apa yang telah kau lakukan?" tanya tanahan lainnya. "Aku dituduh membakar kamar istri patriarch.""Kau benar-benar melakukannya?" tanya tanahanan itu."Tentu saja. Dia menyebalkan karena telah mengirim pembunuh Bayaran untuk membunuhku. Sebagai orang baik, aku harus membalas kebaikannya. Aku tidak punya uang yang cukup untuk menyewa pembunuh Bayaran seperti yang dia lakukan karena itu aku mengirimkan api dan beberapa kayu kepadanya sebagai balasan," jelas Lu Fei. Tanahan itu menelan ludah. Yang dilakukan oleh Lu Fei sangat gila. Itu seperti bunuh diri. Tidak sembarangan orang yang berani melakukan itu kecuali dia gila karena kalau sampai ketahuan, maka hukuman yang paling ringan adalah hukuman mati. Tahanan itu terdiam, dia merinding saat menatap ke arah Lu Fei. "Apa kau tidak takut kalau aku akan membongkar pengakuan tadi?" tanya tahanan itu. "Kalau kau melakukan itu, maka kau akan mati
Semua orang yang datang itu bersaksi kalau bukan Lu Fei yang melakukan kejahatan itu. Mereka bersaksi kalau Lu Fei berada di rumahnya sendiri. Bahkan ada yang mengatakan kalau Lu Fei saat kejadian itu berada di surga. Banyak yang memberikan kesaksian aneh. Ada yang bilang kalau pelaku pemekaran kamar Cao Li adalah Iblis. Semua orang hanya bisa terdiam, bingung. "Kalau semua kata-kata bisa dipercaya, maka kata-kata mereka juga bisa dipercaya. Apa kalian semua masih yakin kalau kesaksian tadi sudah pasti adalah kebenaran?" tanya Lu Fei. Xia Ding dibuat terdiam. Perkataan Lu Fei benar. Kalau hanya kata-kata, semua orang bisa menjadi saksi. Melihat keraguan di wajah para tetua, itu membuat Lu Bao panik. Dia pun maju ke depan. "Jangan dengarkan dia! Dia sengaja melakukan semua ini agar kita ragu. Padahal sudah ada buktinya kalau Lu Fei adalah pelakunya. Dia sengaja memanupulasi kalian," teriak Lu Bao. "Aku yakin dia adalah pelakunya. Hukum saja dia dengan hukuman mati. Tidak mungkin buk
Lu Fei bisa kembali ke rumahnya. Saat dia kembali, dia langsung disambut oleh beberapa orang pengikutnya. Mereka langsung mendekati Lu Fei dan membungkuk menyambut Lu Fei. Hanya ada dua orang yang tidak melakukan itu. Salah satunya adalah orang yang datang ke penjara bawah tanah. Dia dan temannya tidak memberi hormat kepada Lu Fei karena mereka bukan pengikut Lu Fei. "Kau sudah kembali ternyata. Terus kenapa kau membayar kita?" tanya Nie Li. Nama orang itu adalah Nie Li dan temannya adalah Shi Cun. Keduanya adalah seorang pembunuh bayaran, tetapi bukan satu kelompok dengan pembunuh Bayaran yang disewa oleh Cao Li. Shi Cun dan Nie Li hanya bekerja berdua. Mereka bukan hanya bisa dibayar untuk membunuh. Mereka juga bisa dibayar untuk mengawal atau menjadi penjaga. Yang jelas mereka dibayar, apapun tugasnya bisa mereka usahakan. "Hanya untuk jaga-jaga. Kalau kalian ingin pulang, silahkan saja!" jawab Lu Fei. Nie Li dan Shi Cun menatap tajam ke arah Lu Fei. Dia tidak menyukai keadaan