Lu Fei dan Yang Jiu melanjutkan perjalanan mereka. Sepanjang jalan Lu Fei bercerita tentang masa lalu nya tanpa henti. Itu membuat Yang Jiu tahu sebera hebat Lu Fei di masa lalu. Dia semakin kagum kepada Lu Fei. Yang Jiu tidak berpikir akan menjadi Lu Fei atau mengejar Lu Fei. Dia sadar diri kalau dia kalah berbakat dari Lu Fei. Dia akan berusaha sebisa yang dia bisa lakukan. "Tuan Fei, aku ingin bertanya. Di masa lalu kau pernah jatuh cinta?" tanya Yang Jiu. "Tentu saja pernah. Hanya saja orang yan aku sukai terbunuh. Dia dibunuh oleh orang yang tidak menyukaiku. Sejak saat itu, aku tidak pernah mencintai wanita manapun. Aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi. Hanya saja aku tetap menjalani hubungan dengan beberapa wanita, tetapi bukan berdasarkan cinta. Aku hanya ingin hiburan," jelas Lu Fei. Yang Jiu tidak menyangka kalau pengalaman cinta Lu Fei buruk. Itu membuat Yang Jiu tidak tahu harus mengatakan apa. Dia bingung harus menjawab apa. Keadaan pun sunyi dan canggung. Tidak a
Bu Mei Yin kaget mendengar ada utusan dari sekte Bintang Berpijar. Tidak ada pemberitahuan sama sekali. Padahal mereka biasanya memberitahukan dulu kalau ada pertemuan. Ini aneh, tidak ada pemberitahuan sama sekali. Meski, begitu Bu Meiyin tidak akan menolak ini karena ada medali pengenal dan itu asli bukan palsu. "Biarkan mereka masuk!" ucap Bu Meiyin. Pintu dibuka. Saat itu dua orang masuk. Keduanya masih sangat muda. Bu Meiyin tidak tahu yang mana diantara mereka yang menjadi seorang tetua. Terlalu muda untuk menjadi tetua. Bu Meiyin mulai ragu kalau kedua orang ini benar-benar adalah seorang tetua. Tidak bisa dipercaya kalau mereka adalah tetua atau salah satunya adalah tetua."Siapa kalian? Jangan bercanda denganku! Aku tidak punya waktu sebanyak itu untuk meladeni seorang pembohong," keluh Bu Meiyin. "Kenapa kau meragukanku? Aku sudah memberikan tanda pengenalku dan di sana juga tertulis namaku yaitu Lu Fei. Meragukan medali pengenal seorang tetua adalah sebuah penghinaan unt
Sekte Pagoda Surga adalah salah satu sekte yang punya sejarah yang panjang. Ia juga termasuk sekte yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu karena itu banyak yang menghormati sekte Pagoda Surga. Apalagi tempat latihan mereka yang unik dan di sana lah mereka sekarang berada.Bu Chan terdiam setelah mendengar perkataan Bu Meiyin. Dia menatap serius ke arah Yang Jiu. Setelah menatap ke arah Yang Jiu, dia pun menatap ke arah Lu Fei dengan tatapan penuh harapan. Terlihat Yang Jiu maju ke depan, dia akan bertarung melawan Bu Meiyin untuk menunjukkan kelayakannya dalam hal kekuatan. Bu Meiyin tidak meminta Yang Jiu untuk menang, dia hanya butuh Yang Jiu untuk menunjukkan seluruh kekuatan miliknya. Dia yang akan menilai itu layak atau tidak. Keduanya pun mulai bertarung. "Kenapa kalian melakukan ini?" tanya Bu Chan."Aku hanya ingin membantu temanku. Dia sangat menyukai mu dan itu tulus. Tidak pernah ada aku melihat tatapa penuh harap begitu dari mata Yang Jiu. Dia punya harapan yang sangat b
Lu Fei tidak bisa tidur. Dia merasa harus tetap terjaga karena makhluk yang mengikuti dirinya menyerap qi miliknya terus menerus. Kalau dia berhenti menyerap qi, maka dia akan tewas karena kehabisan banyak qi. Saat tidur, Lu Fei tidak menyerap qi karena itu berbahaya kalau dirinya tidur kecuali dia sudah menyerap dan menyimpan qi dalam jumlah banyak di dalam dirinya. Bisa saja dia tidur, tetapi tetap saja tidak boleh terlalu lama. Itulah kenapa Lu Fei pergi ke ruang latihan di Pagoda surga. Dia melakukan beberapa gerakan, dia sangat kesulitan bergerak. Tekanan di sangat 2 kali lipat lebih kuat daripada di luar, tetapi di di sana padat. Lu Fei bisa menyerap qi dengan cukup mudah dan cepat. Itu bisa menjaga dirinya dari kehabisan qi. "Kau sangat rajin."Lu Fei menoleh. Terlihat kalau yang datang adalah Bu Meiyin. Dia berjalan ke arah Lu Fei dan saat berjalan, dia mengambil sebuah pedang kayu. Bu Meiyin tertarik kepada Lu Fei. Lu Fei terasa jauh lebih lemah, tetapi dia bisa menjadi se
"Tuan Fei, apa aku boleh bertanya?" "Silahkan saja""Apa kau menyukai Bu Chan?"Lu Fei berhenti. Di manatap ke arah Yuang Jiu sambil memegang kedua pundak Yang Jiu. Itu membuat Yang Jiu ketakutan. Padahal Lu Fei tidak marah, tetapi tetap saja Yang Jiue gemegar karena tatapan Lu Fei yang sangat serius. Tatapan Lu Fei sangat jama dan itu mengintimidasi. Wajar saja Yang Jiu gemetar, takut."Tenang saja! Aku akan mengusahakan kau dan Bu Chan akan menikah. Hanya saja kau harus tetap optimis dan berjuang lah sebaik mungkin. Kalau pun gagal, kau sudah menjadi lebih kuat. Itu bagus untukmu," tegas Lu Fei. Yang Jiu mengangguk. Lu Fei tersenyum. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan mereka. Perjalanan mereka pun berlanjut. Mereka sudah menghabiskan waktu untuk mampir ke sekte Pagoda surga untuk membicarakan hubungan Yang Jiu dan Lu Fei. Harusnya Yang Jiu berterima kasih. Malah dia meragukan Lu Fei."Maafkan aku tuan Fei!" ucap Yang Jiu. "Tidak perlu."***Lu Fei dan Yang Jiu sudah tiba
Lu Fei semakin pucat, dia terlihat sangat buruk. Dia semakin pucat, semakin kurus dan matanya mengering. Itu membuat Lu Fei terlihat seperti tengkorak yang dilapisi kulit. Yang Jiu tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia ingin kembali ke sekte Pagoda Surga, tetapi jaraknya sudah jauh. Yang paling dekat adalah sekte Bukit Surga. Hanya saja Yang Jiu tidak mengenal siapa pun di sana. Dia ragu membawa Lu Fei ke sana. "Perduli setan!" teriak Yang Jiu. Dia membuang semua keraguan itu. Dia langsung menggedong tubuh Lu Fei. Setelah itu dia memulai perjalanan lagi. Tujuan dia adalah sekte Bukit Surga. Yang Jiu terus berjalan tanpa henti. Bahkan saat malam hari pun dia tetap melanjutkan perjalanannya. Kakinya mulai terasa mati rasa saat dia sudah berjalan dua hari tanpa henti. Yang Jiu melirik ke arah kakinya. Dia hanya memastikan kalau dia sedang berjalan. Yang Jiu tetap tidak berhenti. Dia hanya memastikan. Dua hari kematian Yang Jiu pun sudah hampir tiba di sekte Bukit Surga. Keringat
Lu Fei sedang terbaring di sebuah ruangan. Lu Fei masih hidup. Dia tidak sendirian di dalam sana. Lu Fei bersama seekor siluman ular. Bukan siluman ular biasa. Ini adalah siluman ular yang besar. Induknya siluman ular. Tubuh Lu Fei dibeli oleh siluman ular itu, tetapi bukan belitan yang kuat. Dengan ujung ekornya, siluman itu mengelus pipi Lu Fei."Apa ini?" Siluman Ular itu merasakan ada sesuatu yan aneh. Dia merasakan sedikit qi miliknya diserap. Hanya sebentar saja, dia berpikir kalau itu hanya perasaannya saja. Siluman Ular itu berubah ke wujud setengah manusia. Dia mendekatkan wajahnya ke Lu Fei. Dia menjilat wajah Lu Fei. Dia merasakan tubuhnya panas. Siluman Ular itu membuka baju lu Fei. Tubuh Lu Fei sangat kurus kering, tetapi Siluman Ular itu makin suka. Padahal Lu Fei lebih terlihat seperti seorang tengkorak dengan kulit. Seharusnya siluman ular itu tidak tertarik kepada Lu Fei. Sayangnya siluman punya pikiran yang berbeda dari manusia. "Kau akan menjadi milikku."Ekor si
Yang Jiu melakukan tebasan yang sangat kuat. Itu membuat ketiga siluman ular yang ingi memakan An Mei mundur. Ketiganya menjauh dari sana. Setelah itu Yang Jiu membawa tubuh An Mei menjauh dari sana. Dia meletakkan tubuh An Mei di belakang dirinya. Lebih tepatnya di sadarkan tubuh An Mei di pohon. "Di mana tuan Fei?" tanya Yang Jiu. "Bagaimana kau bisa keluar?" keluh salah satu siluman ular. "Bunuh saja dia!""Tapi ....""Dia sudah keluar. Ibu tidak akan marah kalau kita membunuhnya."Yang lainnya ragu, tetapi mereka mengangguk. Mereka pun langsung menyerang Yang Jiu. Yang Jiu harus bertarung melawan tiga siluman ular sendirian. Tiga lawan satu, ini bukan sesuatu yang bagus. Dia tidak yakin kalau bisa menang, tetapi Yang Jiu bertekad akan mengalahkan ketiga siluman ular itu. Seharusnya begitu. Dia punya rencana. ***Setelah melakukan berbagai cara, Yang Jiu pun berhasil mengalahkan ketiga siluman ular itu dengan trik yang sudah dia pikirkan. Dia memancing ketiga ular itu ke satu t