Share

CINTA YANG DINANTI

      Gendis berangkat kerja dengan gembira, bagaimana tidak jika Della baru saja memberi kabar bahwa Buana baru saja datang. Ia bergegas menyudahi dandannya dan segera menyambar kunci mobilnya.

      Galih yang sedang menikmati nasi goreng mengerutkan dahi saat putri sulungnya itu hanya mencium pipinya tanpa ikut bergabung.

"Nggak sarapan?" tanya Galih.

"Aku sarapan di resto saja, Pa. Ada tamu yang sudah menungguku di sana."

"Tamu? Tumben ... Kok nggak biasanya?" tanya Genta. Gendis hanya mengedipkan sebelah mata dan mencubit hidung adiknya lalu segera bergegas pergi.

"Anakmu kenapa, Ma?" tanya Galih pada Maharani. 

      Maharani hanya menghela napas panjang dan mengendikkan bahunya. 

"Dia sedang jatuh cinta mungkin, Pa," celetuk Genta.

"Hush, jangan sembarangan!" kata Galih. 

"Pa, obat patah hati itu ya harus lekas menemukan pengganti. Itu obat yang paling ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status