Share

Bab 13

Tiba-tiba saja seekor lembu lari dari kerumunannya dan seperti hendak menyerang kami. Bukan hanya panik yang aku rasakan, takut itu sudah jelas. Sebelah tanganku memegang kursi roda, sebelah lagi memegang perutku. Reflek saja. Mungkin naluriku untuk melindungku Eyang dan anakku.

Lelaki itu langsung berlari, menghalau lembunya sebelum sempat menyerang kami.

"Hussssyeeeehh huuusssyeeehhhh!"

Setelah lembunya berbalik, pemuda itu mengucapkan permintaan maaf pada Eyang.

"Eyang. Maaf ya, kalau lembu saya tadi hampir nyerang Eyang."

Eyang menggeleng, aku yakin Eyang juga sama takutnya seperti aku.

"Nggak papa Yoga. Hati-hati, jangan sampai menyerang orang yang lewat lagi. Bagaimana kalau tadi yang diserang orang yang mengendarai motor?"

"Iya. Sekali lagi maaf, Eyang." Pemuda itu terlihat sungkan.

Aku hanya diam memperhatikan, tapi bukan aku tak tau, kalau dia juga sesekali melihatku dengan ekor matanya, meski hanya sekilas-sekilas saja.

"Eyang balik dulu ya," kata Eyang.

"Iya, Eyan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status