Share

Bab 16

"Nggak," jawabnya.

"Ya udah makan. Nanti masuk angin," ujarnya.

Kami menikmati makan siang kami dalam hening. Lama-lama aku bosan juga diem-dieman kayak gini.

"Mas, nanti habis Zuhur aku mau beli motor sama Zain ya." Aku permisi sama Mas Mondi.

Dia menatapku. Rasanya jengah sekali ditatap seperti itu. Kayaknya dia bakal melarang. Mungkin lebih baik Mas Mondi ikut aja. Kan kamu bsmisa pakai mobil. Mas Mondi bisa kok bawa mobil.

"Ya udah. Jangan terlalu sore pulangnya. Mau beli motor apa rupanya?"

Aku jadi bingung mendengar dia memberi izin tanpa terlihat keberatan. Padahal semalam, kayaknya dia nggak begitu suka dengan Zain. Ini sungguh di luar ekspektasiku, tapi aku berusaha menetralisir perasaan. Baguslah kalau dia kasih izin. Berarti kan aku nggak merasa ada ganjalan kalau jalan sama Zain. Mungkin karena aku sedang hamil, jadi Mas Mondi tak ada rasa cemburu.

Cemburu? Ah, terlalu jauh pikiranku. Masak sih, aku berharap Mas Mondi cemburu pada Zain.

"Matic aja, ya Mas. Mas suka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status