Share

Sedang Jatuh Cinta

Tepat jam delapan pagi Rion bersama Frederic menuju pusara Edward. Pemuda itu mendorong kursi roda ke dalam pemakaman yang luas.

Tepat di tengah-tengah Rion menghentikan kursi roda, lalu membantu kakeknya untuk lebih dekat lagi. Perkembangan Frederic semakin membaik. Ucapannya pun kini sudah jelas, tetapi tidak dengan kelumpuhan kakinya.

Fredric terlihat sedih bahkan dari sudut matanya terlihat mengembun hingga menitikkan air. Namun, secepat kilat dia menyeka air mata itu dengan cepat sehingga Rion tidak sempat menyaksikan tangis kakeknya.

"Maafkan Papa, Edward." Tubuh Frederic bergetar kala ucapan maaf keluar dari mulutnya.

Hal itu membuat Rion semakin berpikir sebenarnya apa yang terjadi pada kakeknya? Yang terpancar saat ini seolah hanya wujud penyesalan yang diperlihatkan Frederick.

"Opah, ini sudah jalan takdirnya. Opah jangan sedih, Papa udah tenang di sana." Rion yang ada di belakang Frederic hanya bisa mengusap pelan pundak kakeknya, lalu perlahan berjongkok tepat di samp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status