"Salah paham? Memangnya kenapa?" tanya mereka sambil memasang ekspresi kaget"Bukan begitu. Kali ini masalah bergabung dengan Serikat Dagang nggak ada hubungannya sama Tuan Joni, tapi ini semua berkat Tobi," terang Widia."Nggak ada hubungannya sama Tuan Joni, tapi berkat Tobi?""Widia, apa kamu sakit?"Wajah orang tuanya tampak tercengang, tidak percaya sama sekali.Bahkan Kakek Muhar pun tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Namun, beliau tahu cucunya tidak akan berbohong. Apalagi, Widia juga benci kepada Tobi."Benar."Dengan cepat, Widia menceritakan kejadian malam itu."Ternyata begitu!"Kakek Muhar berkata dengan gembira, "Tobi, nggak disangka, ilmu medismu begitu hebat. Sepertinya dokter ajaib tua sudah menemukan penerusnya.""Kakek, kamu terlalu berlebihan," ucap Tobi dengan rendah hati."Sama sekali nggak berlebihan. Saat kami membicarakan hal itu kemarin, apa kamu sudah berencana menggunakan utang budi ini untuk membantu kami?" tanya Kakek Muhar
"Ngerti, kok." Tobi terpaksa mengiakannya."Baguslah. Setelah aku meyakinkan Kakek nanti, kita akan mengurus akta cerai.""Ya."Tobi mengangguk. Meskipun hatinya merasa enggan, dia juga tidak ingin memaksa wanita itu.Widia menghela napas lega dan berharap Tobi telah mengerti. Lagi pula, mereka tidak berasal dari dunia yang sama. Kalau dipaksa bersama, mereka tidak akan bahagia.Sesampainya ke kamar, Tobi baru saja hendak berbaring. Tiba-tiba ponselnya berdering. Yang menelepon adalah Jessi."Nona Jessi!""Bukannya sudah kubilang panggil aku Jessi saja?" ujar Jessi dengan manja."Baiklah, Jessi!""Sepertinya kamu nggak begitu senang? Apa aku begitu menyebalkan?""Mana mungkin? Kalau ada yang bilang begitu, berarti dia bukan seorang pria.""Bagus. Besok malam kamu ada waktu?""Ada apa?""Temani aku pergi ke sebuah pesta jamuan, dong.""Kita berdua nggak akrab, kenapa kamu mengajakku pergi jamuan?""Bukannya kamu kakakku? Kenapa masih nggak akrab?""Aku nggak ada waktu!"Tobi langsung me
Pecundang ini malah mengaku dia tidak bicara banyak dengan wanita iniIni baru hari kedua saja dan Tobi sudah tidak sabar untuk berkencan dengannya.Hati Widia tiba-tiba merasa kesal. Apalagi. saat teringat dia berencana mengajak Tobi pergi ke jamuan makan malam ini.Tobi pun terpaksa masuk ke dalam mobil.Jessi tersenyum puas, lalu menyalakan mobil dan melaju pergi.Melihat kedua orang itu berlalu, Widia sangat kesal. Entah apa yang terjadi pada dirinya, padahal dia ingin mengusir Tobi dari rumahnya.Namun, saat melihat Tobi bergaul dengan wanita cantik lainnya, dia tidak senang.Itu pasti karena Tobi sudah menikah dengannya sekarang. Tindakannya sekarang sama saja dengan selingkuh.Pasti begitu!Widia tidak mau ambil pusing lagi. Lagi pula, mereka berdua tidak berada pada level yang sama. Cepat atau lambat hal ini akan terjadi.Yang paling penting saat ini adalah mendapatkan pinjaman bank.Di saat tidak ada yang memperhatikan, seorang pria diam-diam melihat kepergian Tobi, lalu seger
Kebetulan sekali. Setelah tahu putrinya pergi mencari Tobi, Damar pun sengaja menyingkirkan pengawal rahasianya. Dia takut Raja Naga salah paham karena melihat ada pengawal mengikuti mereka."Jangan takut. Masih ada aku di sini."Tobi berusaha menghiburnya dengan lembut.Entah kenapa. Kata-kata itu bagaikan sihir dan seketika membuat Jessi merasa aman. Dia pun mengangguk dan berkata, "Ya. Sekarang kita harus bagaimana?""Bagaimana?""Tentu saja harus balas dendam!"Jessi tertegun sejenak dan berkata dengan cemas, "Tapi jumlah mereka begitu banyak dan mereka juga punya pisau. Ayo kita telepon ayahku dan minta dia mengutus pengawal untuk menyelamatkanku.""Nggak usah!" ucap Tobi.Di saat ini, pemimpin pria bertopeng itu berjalan ke arah pintu mobil. Dia hendak memukul kaca pintu itu dengan tongkat besi.Namun, Tobi tiba-tiba mendorong pintu mobil hingga terbuka. Tenaganya refleks menghantam pria bertopeng itu dengan keras.Argh!Pria itu mengerang kesakitan dan terpental mundur beberapa
Mendengar ini, Tobi tidak bisa menahan tawa. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu bodoh sekali!"Meski Latif tidak setuju, dia buru-buru berkata, "Ya, saya memang bodoh. Tuan Tobi. Anda sangat baik, ampuni saya kali ini. Saya janji nggak akan melakukannya lagi.""Sepertinya kamu masih belum sadar di mana letak kebodohanmu!""Ya sudah, biar aku jelaskan saja. Grup Karawaci akan segera bangkrut. Nggak peduli berapa banyak uang yang kamu investasikan, kamu akan kehilangan segalanya.""Ini ...."Latif jelas-jelas tidak percaya dengan ucapan Tobi. Apalagi, tadi pagi Joni telah memberinya saham sebanyak 20 miliar. Kalau tidak, dia mana mungkin turun tangan sekarang.Sekalipun harus mempertaruhkan nyawanya, baginya, uang sebesar 20 miliar bukanlah jumlah kecil. Dividen yang akan diterimanya membuatnya makin bersemangat."Terserah kamu percaya atau nggak. Aku juga nggak perlu membohongimu.""Masalah hari ini, kamu putuskan sendiri saja. Kamu nggak mungkin membiarkan masalah ini berla
Jessi buru-buru menjawabnya, "Tentu saja!" Ini adalah alasan yang dia temukan dengan susah payah agar bisa bersama dengan Tobi."Kalau begitu, kita naik taksi ke sana saja."Mereka berdua pun naik taksi. Tak lama kemudian, mereka telah tiba di tujuan. Tampaknya itu sebuah klub yang sangat mewah. Mengikuti Jessi, mereka pun sampai di ruang perjamuan.Dekorasi interiornya terlihat mewah dan seluruh ruangan tampak dipasang lampu yang berkelap-kelip. Banyak pria tampan dan wanita cantik di dalamnya, pebisnis sukses saling berbaur satu sama lain serta terdengar alunan musik yang anggun dan merdu.Suasananya terlihat sangat mewah dan nyamanSekilas terlihat seperti tempat berkumpulnya kalangan atas.Mungkin karena masih syok, Jessi pergi ke kamar mandi dulu dan meninggalkan Tobi berdiri di sana.Baru ditinggal sebentar, seorang satpam maju dan memperingatkannya, "Maaf ini acara pribadi. Orang yang nggak berkepentingan dilarang masuk ke sini."Tobi tertegun sejenak dan menjelaskan, "Aku dibaw
Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang terkejut.Namun, mereka langsung menganggap Tobi bodoh. Meskipun banyak orang tidak mengetahui identitas Jessi, mereka semua kenal dengan Yanuar.Dia adalah putra sulung Keluarga Hartanto.Ayahnya adalah Hendro Hartanto, pemimpin nomor dua di Kota Tawuna.Ibunya juga berasal dari Keluarga Sanjaya, salah satu keluarga ternama di Kota Sawarna. Apalagi, satu-satunya putra kakeknya telah meninggal dan kini hanya tersisa putrinya seorang dan cucunya.Latar belakangnya sangatlah kuat. Bocah bodoh ini malah begitu sombong dan provokatif. Apa dia sudah bosan hidup?Bocah, tamatlah riwayatmu.Hampir semua orang berpikir seperti itu.Jessi juga tak kalah kagetnya, tetapi dia sudah bertekad tidak akan berpangku tangan. Meski harus mengorbankan nyawanya, dia akan menyuruh ayahnya menyelamatkan Tobi."Bagus. Bocah, kamu punya nyali. Kuharap kamu terus setangguh ini."Ekspresi wajah Yanuar makin gelap, lalu dia berbalik dan pergi. Di dalam hatinya, dia suda
Dasar pria berstatus rendah. Padahal aku hanya sembarang memainkan lagu, tetapi tampaknya kamu sudah tertinggal jauh.Yanuar merasa dirinya sangat hebat. Dia bahkan mengira Jessi telah ditaklukkan oleh permainan pianonya dan pengakuan romantisnya.Dia segera mengambil buket mawar, berjalan ke arah Jessi dan menatapnya penuh kasih sayang, "Jessi, sejak pertama kali bertemu denganmu, aku sudah jatuh cinta padamu.""Siang dan malam terus berganti, tapi aku merindukanmu sepanjang waktu. Jessi, maukah kamu jadi pacarku?"Semua orang menarik napas menyaksikan adegan ini. Tiba-tiba seseorang berteriak, "Terima!""Terima!""..."Dalam sekejap, makin banyak orang menyorakinya dan Yanuar makin bangga.Mana ada gadis yang tidak menyukai romansa dan menjadi pusat perhatian?Kali ini, dia pasti berhasil.Jessi tampak kesal. Dia tidak menyangka Yanuar begitu tidak tahu malu. Tadi hanya sedikit orang yang memperhatikannya, tetapi sekarang, dia harus menolak di depan umum.Yanuar seketika merasa malu.