Share

94. Sudah Isi, Belum? II

Katha menghela napas lega karena orang tuanya tidak mendengar obrolan mereka tadi. Dia mencoba mengalihkan obrolan saat papanya bertanya apa yang mereka bincangkan, hingga tawa Kandara terdengar sampai luar rumah.

“Papa, kok, udah pulang?” tanya Katha sambil melirik Rabu di sebelahnya. Berbanding dengan dirinya yang tadi was-was, Rabu malah tampak santai.

“Oh, itu Mamamu tadi nggak betah karena ada musuhnya semasa kuliah,” sahut Agung.

“Mama punya musuh?” tanya Katha.

“Nggak ada. Papamu ngarang itu,” tukas Dewi. “Itu cuma temen yang buat Mama kurang nyaman.”

“Apa bedanya sama musuh?” goda Agung.

“Papa nggak usah mancing-mancing, ya!”

Serempak semua orang yang di ruang keluarga itu tertawa, tentunya kecuali Dewi.

“Oh, ya, Tha. Kamu sama Rabu nginep aja di sini,” ujar Dewi.

Tanpa berpikir, Katha langsung menggelengkan kepala. “Rabu besok kerja, Ma. Dia harus berangkat pagi-pagi banget.”

Itu hanya dusta. Ra

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status