Share

Peringatan Kecil

Sepulang dari pemakaman Bu Eni, Basir yang sudah membersihkan diri kini menjadi perwakilan warga yang mendatangi Pak Lurah di kantor desa. Ia ingin membicarakan perihal kejadian di desa yang diyakini bahwa Pak Wahyu adalah penyebabnya. Dengan didampingi oleh Karim, keduanya sudah duduk di depan meja Lurah Agus.

"Aya naon ieu teh? Mau bikin surat apa?" tanya Lurah Agus membuka jaketnya, lalu duduk di kursi yang bisa berputar 360 derajat.

Karim dan Basir saling melirik. Tangan mereka menyikut satu sama lain. Akhirnya terpaksa Basir yang berbicara karena rekan di sebelahnya memberi tanda bahwa ia tidak berani mengatakan apa-apa. Takut salah, pikirnya.

"Begini, Pak Lurah. Kayaknya desa kita teh mulai tidak aman. Lihat, kan, Bu Eni saja meninggal dengan tragis. Gimana nasib istri dan anak kita coba? Apa gak coba lapor pihak yang berwajib? Siapa tahu ulah manusia." Nada bicara Basir tampak menggebu. Kalimat demi kalimatnya diangguki oleh Karim.

Lurah Agus menyandarkan punggungnya di kursi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status