Share

Mati Kutu

"Masih kram perutnya?" Bunda memandangku cemas.

Segelas air jahe hangat yang dibuatkan oleh Bunda rasanya cukup membantu. "Sudah mendingan, Bunda. Tapi Aline pengen rebahan." 

"Di kamar Bram aja, ya. Ayo Bunda anterin." 

"Tapi ... Jerry, Bun, dia--"

"Nanti biar Ayah yang marahi dia kalau berani macam-macam." Bunda langsung meyakinkan aku.

Senyumku mengembang. Baguslah. Rasanya tidak ingin menambah deretan kesal seharian ini. Bunda melingkarkan tangan di pinggangku.

"Bun, kalau Aline ternyata belum hamil, gimana?" 

"Ya gak apa-apa. Nikah juga baru. Pacaran aja dulu puas-puasin. Selama ini Bram itu walau sempat punya pacar tapi tetap aja gila kerja. Mana pacarnya matre semua." Bunda langsung manyun.

"Aline juga matre, Bun." Aku tertawa kecil.

"Gak. Bunda tau kok, nominal tiap bulan yang ditransfer Bram ke rekening kamu." 

Langkahku langsung terhenti. "Aline aja gak tau. Gak pernah cek." 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status