Share

22. Kebenaran Pertama

"Tidak den! Bibi tidak mau. Bibi ingin den Rafri menyimpannya untuk istri den Rafri nanti."

"Cincin mahal kok dibuang."

Wanita berumur sekitar 45 tahun itu memukul lengan majikannya, membuat Rafri mengaduh kesakitan.

"Aduuuh! Bibi. Kok aku dipukul sih. Apa! Apa bi? Apa tadi? Untuk istriku?"

Rafri memajukan badannya serta memiringkan kepalanya seolah tidak mendengar apa yang bi Ijah katakan.

"Iya. Untuk istri den Rafri. Pokoknya bibi tidak mau mengambilnya. Ini harus disimpan."

Bibi mengambil cincin di meja dan diberikan ke tangan Rafri dengan sedikit paksaan.

"Jika bibi tahu cincin ini dibuang, den Rafri akan mendapatkan dosa dari Allah."

"Hii...Apaan sih bi, ngeri banget."

Rafri bergidik sambil menyilangkan kedua tangan ke dadanya.

"Makanya harus disimpan. Tidak boleh dibuang. Ya sudah bibi keluar dulu den."

Rafri melihat kotak cincin yang saat ini berada di tangannya.

"Iya bi. Akan Rafri simpan."

Akhirnya Rafri menuruti semua perintah bibinya. Dengan bibi, kali ini hati Rafri sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status