Rahel kembali ke Mansion dengan langkah berat. Ketika membuka pintu, keheningan menyambutnya. Ruangan itu terasa asing, seakan kehilangan kehangatan yang pernah ada. Ia meletakkan tasnya di sofa dan langsung menuju kamar mandi. Hujan deras telah membuatnya basah kuyup, tetapi ia tidak peduli. Hujan itu adalah pelarian dari rasa sakit yang mendera.
Setelah mandi, Rahel mengganti pakaian dan duduk di sofa. Ia meraih ponselnya, menelusuri pesan-pesan yang belum terbaca. Ada beberapa pesan dari temannya, yang menanyakan keadaannya. Dengan malas, Rahel mengetik balasan singkat, bahwa ia baik-baik saja, meskipun sebenarnya hatinya hancur berkeping-keping.Rahel mencoba mengalihkan pikirannya dengan menyalakan televisi, tapi tidak ada satu pun acara yang bisa menarik perhatiannya. Ia memutuskan untuk menyalakan laptop dan menulis di blog pribadinya, tempat ia biasa menuangkan perasaan. Menulis selalu menjadi terapi baginya, cara untuk melepaskan beban yang ada di dada.Sementara itu, Nyonya Melly sedang Makan bersama dengan CEO Jackson. CEO Jackson mengomelinya karena sibuk memfoto makanan dan mempostingnya di sosmed, yang ia anggap tidak ada gunanya. Nyonya Melly lalu berdalih bahwa ia ingin mengingat semua momen bersama CEO Jackson, termasuk hidangan yang ia makan.Nyonya Melly lantas mengatakan ia akan memberi hadiah pada CEO Jackson. CEO Jackson lantas pura-pura gembira mendengarnya karena mengira Nyonya Melly akan memberikan dasi yang ia beli beberapa waktu lalu (dan sudah diintip oleh CEO Jackson). Ternyata yang diberikan kepada CEO Jackson bukan dasi itu melainkan sebuah kemeja. CEO Jackson pun terdiam dan jadi berpikir untuk siapa Nyonya Melly membelikan dasi tersebut.CEO Jackson memanggil Sekretaris Warren dan memintanya untuk mengawasi Nyonya Melly. Ia curiga kalau nyonya Melly telah berselingkuh sehingga sekretaris Warren diminta untuk mengikutinya kemana saja. Saat itu, nyonya Melly sedang dipijat oleh Lisa ibu tiri
"Em ...."Ciuman pria itu bertubi tubi menghujani tubuh Rahel, dia seperti perahu yang terombang ambing di lautan, mengambang dan akhirnya tenggelam mengikuti irama ombak.Entah sudah berapa lama, angin dan hujan akhirnya telah berhenti. Rahel meringkuk dalam pelukan hangat pria itu dan tertidur lelap ....Keesokan paginya, saat Rahel membalikkan badan, jari-jarinya merasakan sentuhan asing, tangannya menyentuh sesuatu yang hangat dan sentuhan asing itu mengejutkannya. Dia perlahan membuka matanya dan terkejut bukan main."Hah? Jo...Johan?" Rahel tertegun sejenak, kemudian teringat rentetan kilas balik kejadian gila tadi malam.Matanya langsung membelalak dan dia langsung terduduk tegak. Tetapi, karena gerakannya yang terlalu keras, suatu bagian ditubuhnya terasa sangat sakit dan rasa sakit itu langsung membuatnya berkeringat dingin.Dia seperti boneka bongkar pasang, yang di bongkar dan dipasang kembali. Setiap dia bergerak, sekujur tubuhnya t
“Sejujurnya, aku sungguh takut kembali ke sana sendirian. Ku pikir alangkah baiknya jika ada seseorang menemaniku. Dan kau kebetulan muncul sekarang,” ujar Gebbie sambil tersenyum lebar.Jimmie menatapnya. “Kau pasti super senang melihatku, kalau begitu.”“Yaaa, berarti Jimmie ada gunanya juga, itu yang ku pikirkan,” jawab Gebbie.Tak lama mereka tiba kembali di mansion. Gebbie kaget sekaligus senang melihat Jimmie yang membukakan pintu kamar untuknya.Setelah memastikan Gebbie tidur, Jimmie keluar dari kamar itu. Satu jam kemudian tiba-tiba Gebbie mendapat telpon dari pihak krematorium yang mengabarkan seseorang telah membayar uang sewa krematorium untuk bulan ini. Ia kaget mengetahui orang yang dimaksud adalah lelaki yang mengaku sebagai ayah kandungnya.Masih dalam kebingungan dan setengah mengantuk, tiba-tiba Joy mengetuk pintu dan mengajak Gebbie keluar kamar. Ternyata ia membuatkan spaghetti spesial untuk Gebbie karena tahu Gebbie t
Gebbie sedang bekerja di sebuah restoran pizza yang letaknya di tengah kota."Gebbie, tolong antar pesanan pizza ini ke universitas depan walikota itu, ya?" Kata bosnya."Ah, iya baik bos." Jawab Gebbie penuh semangat.Gebbie tanpa menunda-nunda waktu lagi, ia segera mengantarkan pesanan pizza itu ke universitas yang di katakan oleh bosnya."Wah, pemandangannya bagus sekali, tunggu saja ya, aku akan segera menjadi mahasiswa." Gumam Gebbie.Gebbie segera turun dari motornya dan berteriak memanggil para anak muda yang sedang bermain basket di lapangan basket."Kakak-kakak.... Pizza pesanannya sudah datang!" Panggil Gebbie.Parah anak muda itu segera berhenti bermain basket dan melambaikan tangan pada Gebbie memberi tanda kalau merekalah yang telah memesan pizza itu."Adik kecil disini." Panggil mereka.Gebbie segera menghampiri mereka dan memberikan pesanan itu pada mereka dan langsung pulang setelah itu."Ini pesanannya kakak-kakak." Ucap Gebbie sembari tersenyum manis.Di perjalananny
Namaku adalah Gebbie dan ciuman pertamaku dicuri oleh si bedebah ini!." Batin Gebbie."Ini...ini...di luar kendaliku. Orang-orang aku tidak akan menyelidikinya tapi kau tidak bisa memberitahu siapapun tentang hal ini." Kata pria muda dan dan berjalan meninggalkan Gebbie yang masih terdiam membisu itu.Sontak saja Gebbie menghentikan pria muda itu pergi. Pria muda itu berbalik dan berkata, "Apa kau ingin minta tanda tanganku?" Kata pria muda itu."Apa?!!" Gebbie kesal dan wajahnya memerah."Bagaimana jika aku memberikanmu tanda tanganku?" Kata pria muda itu sambil mengeluarkan buku kecil dan sebuah pena lalu menulis sesuatu dan di berikan pada Gebbie.Gebbie tampak binggung dengan apa yang di lakukan oleh pria muda itu. Pria muda itu dengan santainya berjalan hendak meninggalkan Gebbie, nanum lagi-lagi ia di hentikan oleh Gebbie.Dengan santainya pria itu berkata pada Gebbie, "Jika kau ingin berfoto bersama, aku khawatir hari ini bukanlah hari yang baik." Katanya.Gebbie menjadi semaki
"Apa kau mau menunjukkan kalau kau itu benci cuci piring?" Sambung saudara tirinya."Maaf! Lain kali akan ku pastikan, aku cuci piring dengan benar." Kata Gebbie."Tau begini aku tidak akan kembali!" Batin Gebbie."Oh ya, apa kau sudah mengambil pakaianku dari laundry?" Tanya Lilis saudara tirinya."Oh aku lupa! Besok akan aku ambilkan, maaf kakak." Ucap Gebbie."Ah, kenapa kau memanggil aku kakak lagi! Menyebalkan!!!" Kata Lilis.Mereka lalu melanjutkan makan ayam goreng di depan Gebbie."Kau itu tak bisa apa-apa, aku penasaran kau itu mirip siapa, tak berguna sekali." Kata Lisa.Mendengar itu Gebbie segera berbalik hendak ke kamarnya."Mirip siapa lagi, pasti mirip mendiang ibunya lah!" Kata Lilis.Gebbie menghela nafas panjang dan tersenyum manis lalu masuk ke kamarnya.Sembari makan makanan yang hampir kadaluarsa tadi, di kamar Gebbie mengamati dana di buku tabungannya sembari mengamati lowongan pekerjaan yang ada di koran."Hmmm... Aku akan menghubungimu yang ini Minggu depan, ak
"Jadi tidak ada satupun dari mereka yang memahami perasaanku? Aku tidak bisa melakukan ini terus sendirian lebih lama lagi. Aku harus mencari pengganti diriku yang akan memimpin Hokkaido Group." Kata tuan Jackson kecewa."Mereka semua masih sangat muda, pak." Kata tuan Warren."Tapi aku yakin aku bisa melihat mana dari mereka yang pantas mengantikan diriku dengan melihat mereka hidup bersama dan saling membutuhkan." Kata tuan Jackson."Baik pak." Jawab tuan Warren."Pastikan kau bujuk mereka supaya datang ke pernikahanku, akan ada banyak orang yang mengawasi kita pada hari itu." Kata tuan Jackson.Ia sendiri sedang mencari penerus bagi kerajaan bisnisnya, Hokkaido Group, dan meski mereka masih muda, ia yakin ada salah satu yang bisa melakukannya. CEO Jackson lantas berpesan pada tuan Warren untuk bisa memastikan mereka datang di acara pernikahannya itu.Demi menjatuhkan Hokkaido Group, kompetitor mereka memang melakukan segala cara. Termasuk menyebarkan gosip buruk tentang ketiga cucu
"Membawamu untuk mengambil beberapa makanan lezat." Kata Mike sambil menatap ke arah ayahnya dan gadis muda yang tengah bersiap untuk menjadi istri baru ayahnya itu.Ayah Mike mulai merasakan sesuatu yang tidak beres, ia lalu berdiri menghampiri putranya itu."Semuanya, permisi sebentar." Kata tuan Alexander pada semua tamu-tamunya.Segera tuan Alexander menghampiri anaknya Mike dengan marah."Bukankah kau tidak mau datang?" Katanya."Apakah yang kau lakukan itu adil untuk ibuku?" Ucap Mike."Ini tidak berarti aku tidak mencintainya." Kata tuan Alexander."Cintamu benar-benar sangat murah!" Kata Mike."Mike kau datang? Bukankah kau bilang kau ada pertunjukan siaran langsung jadi kau tidak bisa datang?" Sapa calon istri tuan Alexander yang tiba-tiba datang menghampiri ayah dan anak itu."Ini adalah hari perayaan ayahku, tidak peduli betapa sibuknya aku, aku harus datang, belum lagi aku juga punya hadiah besar untukmu." Ucap Mike dengan tatapan mata tajam pada ayahnya."Oh, apa itu?" Ta