Share

42. Kembali Berniat Menjual Rumah

Marni menantang dengan berani.

Aku mulai ketar-ketir terlebih saat melihat wajah penuh amarah Mas Mirza.

Tapi ketika Mas Mirza mulai berniat untuk mengangkat tangan, aku segera menahan tangan suamiku dan memberi isyarat dengan tatapan mata agar Mas Mirza bisa tetap untuk bersabar.

“Sudahlah Marni, ini es teh kamu, sekarang pergilah.”

Aku langsung menengahi dengan cepat dan meminta wanita itu untuk segera pergi.

“Ini uangnya, kembaliannya seribu, ambil aja, anggap sebagai sedekah karena sekarang kalian memang udah jatuh miskin dan harus diberi sedekah.”

Marni tetap saja sangat lugas menghina kami.

Wanita itu memang sangat luar biasa nyinyirnya kepada kami, benar-benar sangat menguji kesabaran.

“Oh iya jangan lupa kalau ketemu Dina, bilang sama Dina untuk cepetan membayar huta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status