Share

35. Senyum Kemenangan

Hmm, apa atas alasan ini Mama begitu patuh pada Om Dimas? Kalaupun iya, Mama belum tahu saja siapa sebenarnya suaminya itu. Aku baru ingat, pria yang menjadi suami Mama itu tidak terlihat di kantor Mama. Biasanya, Om Dimas kerap menemani Mama kerja. Hanya menemani tanpa membantu, karena pria itu sesungguhnya benalu dalam keluargaku. Pria yang tidak terlihat bekerja itu memang hanya ikut menikmati harta peninggalannya Papa.

Di tengah-tengah obrolan kami, tiba-tiba ponsel Mama berdering. Sebelum menerima panggilan itu Mama melihatku dengan tatapan heran.

"Ya, halo." Mama menyapa tanpa mengucap salam. Tidak heran jika aku pun biasa seperti itu karena memang tidak pernah dibiasakan oleh Mama.

"Waalaikumsalam." Setelah menjeda sebentar Mama terdengar menjawab salam. Mungkin si penelepon yang berinisiatif mengucap salam.

"Ada. Memangnya kenapa?" Mama menjawab pertanyaan tapi kalimat berikut malah mengajukan pertanyaan sambil melihat ke arahku. Heran.

"Di kantor Mama."

Detik berikutnya wanit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
knp jg Lala gak ceritain apa yg suami ibunya lakukan. ceritakan dg runut sampe tuh badboy nyamperin ke kampus segala. masak iya ibunya gak percaya sama anak sendiri.
goodnovel comment avatar
Prapto Vera
lah, aq jd deg²an nih. jangann smpe Lala trnoda oleh dimas. kalopun ternoda, harusnya omFaldk lah yg menodai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status