Share

Sedekat itu?

Alwina benar. Aku terlalu kalut dan shock saat itu. Sehingga aku tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan ponsel Kharisma saja baru aku sentuh semalam. Setelah malam kedua kematiannya.

"Apa kamu tahu, sejak kapan mereka mengkonsumsi obat-obatan itu?" tanyaku kemudian.

Alwina menggeleng. "Entah. Aku rasa itu tidak penting. Aku sudah malas mengurusinya. Aku tidak mau membuang waktu dan pikiranku untuk mencari tahu tentang mereka lagi. Ada kantor ini yang lebih memerlukan waktu serta pikiranku, Dewa!" ucapnya dengan sangat tegas. Setiap jawaban yang meluncur bebas dari bibirnya, seakan mampu membuat bibirku ini menjadi kelu.

Baru kali ini, aku bertemu dengan perempuan setangguh Alwina. Meski hatinya telah patah. Tapi semangat hidupnya tetap menyala. Hingga dia mampu berdiri hari ini dengan kepala tegak. Seolah-olah, hanya malam itu saja dia sangat rapuh.

Alwina melihat jam tangannya. "Maaf, Dewa. Sudah waktunya aku bekerja. Aku rasa pembicaraan kita pun sudah selesai," ucapnya.

Aku menganggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status