Share

DUA PULUH ENAM

PLAK!

Suara tamparan terdengar keras di dalan ruangan, orang-orang yang menyaksikan pun hanya diam menyaksikan seorang ayah sedang mendidik keras putrinya yang nakal.

Aji memijat keningnya, setelah menampar keras pipi Bora. "Bagaimana bisa aku memiliki anak seperti kamu, Bora? Apakah kamu tidak bisa diam saja sampai istirahat selesai?"

Tangan Bora menyentuh pipi yang ditampar dan menundukkan kepala, rasa sakit di hati jauh lebih sakit daripada hukuman fisik yang diterimanya.

"Aku tidak pernah mendidik kamu seperti ini, Bora. Tapi kenapa kamu malah menjadi liar? Apa yang telah aku lakukan sampai kamu bersikap seperti ini kepadaku?"

Semua orang dewasa, kecuali Hendra. Menatap simpati walikota kesayangan rakyat Indonesia. Bora pun terkenal sebagai anak nakal, di media sosial.

Hendra melindungi Bora. "Walikota, tidak bisakah anda bertanya dulu kepada Bora? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Aji mengerutkan kening lalu menunjuk Bora dengan marah. "Tanpa diberitahu, aku sudah tahu perilaku buruk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status