Share

Bab 55. Utang pada Rey

Di saat yang sama, pintu rumah terketuk berulang kali menyusul Fajar yang sigap membuka pintu setelah mendengar keributan itu. Dia melangkah ke sumber suara, melongo ketika melihat model rambut Sano, mencoba untuk menahan tawa karena tidak ingin memperkeruh keadaan. Dia yakin kalau semua itu karena ulah Ulfa.

"San, nggak berangkat ke kantor?"

"Berangkat, berangkat. Nggak liat apa model rambut aku ini? Pulang sana!" usir Sano emosi melihat Fajar yang menahan tawa.

"Tidak ada yang bisa mengusir tamu dari rumah ini kecuali aku. Fajar, silakan duduk. Sepertinya ada yang harus kamu bicarakan sama Mas Sano." Ulfa maju, melewati mereka semua, menuju sofa di ruang tamu.

Perasaannya hancur lebur, dia berusaha menyeka air mata sambil terus menghibur diri. Bahkan mentari yang pernah tenggelam saja pasti terbit dengan sinar yang menyilaukan mata, menumbuhkan tanaman yang layu merindukan sinarnya.

Setelah musim kering yang panjang, selalu ada masa di mana hujan jatuh membasahi bumi. Aroma petricho
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status