Share

Bab 93. Siapa Pencurinya?

Mahika kembali meraung bagai orang kesetanan. Air matanya mengalir begitu deras, sementara kedua tangan melempar apa saja yang bisa dia gapai. Suara ribut tentu saja bisa memancing rasa penasaran para tetangga, jadi Sano berusaha menguasai diri, meminta Fajar untuk menenangkan sang ibu terlebih dahulu.

"Lalu kamu gimana?"

"Aku akan ke luar mencari angin segar. Paling di depan pintu doang. Tolong tenangin ibu, ya!" pinta Sano dengan tatapan memohon.

Meskipun mereka jahat pada Ulfa, tetapi selalu baik pada Fajar sejak lelaki itu kecil. Dia masih punya nurani sehingga kaki panjangnya melangkah cepat memeluk Mahika. "Tenang, Tan. Kalau kayak gini, kita nggak bakal menemukan siapa yang sudah mengambil perhiasannya!"

"Siapa yang mencurinya, Fajar? Apa itu kamu? Katakan!" teriak Mahika masih setengah sadar. Dia terus meronta agar lepas dari pelukan Fajar, tetapi tidak cukup kuat sampai dia pasrah saja.

"Bukan. Tidak mungkin aku mencurinya. Aku baru ingat tentang perhiasan itu waktu Tante bah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status