Share

Bab 94. Sesuatu yang Masih Samar

Memarkir mobil di halaman, Ulfa menghela napas setelah melihat Dokter Nafiadi dan Jenni turun lebih dulu. Mereka sudah menunggu di teras rumah, sementara aku masih sibuk menarik napas panjang karena sedikit grogi.

Sepanjang jalan tadi dia tidak bisa menjawab apa pun pertanyaan Dokter Nafiadi. Untung saja ada Jenni. Sungguh, Ulfa malu ketika mengingat bahwa dirinya pernah meminta lelaki itu menjadi kekasih bohongan di depan Sano.

"Lama amat? Dokter sampai capek loh nungguin kamu!"

Ulfa sedikit memanyunkan bibir. Dia bingung juga kenapa Klinik Liam masih buka di hari weekend. Ulfa tidak menyadari bahwa memang tenaga medis itu paling sedikit waktu liburnya.

Di dalam ruang tamu, Dokter Nafiadi duduk di depan mereka berdua. Jenni tidak berhenti mengulum senyum membuat Ulfa harus mengernyitkan dahi. Dia berusaha menebak apa yang akan mereka sampaikan.

"Sebenarnya aku ke sini bukan tanpa alasan. Sebelumnya kamu harus tahu kalau aku dan si Perawat Terbaik sudah sangat akrab. Beberapa kali jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status