Share

Silaturahim dengan Mahasiswa

"Iya. Aku habis main aja di Jakarta. Jadi kumampir ke sini. Kamu sama anakmu nggak ada," jawabnya.

"Ya udah, tunggu ya! Sebentar lagi aku cabut dari sini," kataku.

Ia setuju untuk menunggu karena aku bilang kalau akan menitipkan hadiah buat para wisudawati penghuni kost-kostan milikku.

***

Sampai di rumah, Mas Ari sudah duduk manis di ruang tamu. Ia terlihat semringah. Entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Mas, maaf ya kamu jadi nunggu lama!" ucapku.

"Nggak apa. Aku juga yang salah, nggak bilang-bilang dulu saat akan berkunjung. Jadi gini deh, kamunya nggak ada," katanya.

"Mbok, tamuku sudah diberi minum?"

"Udah ... Ini minum!" Ia mengangkat dua cangkir teh yang sudah habis.

"Pasti itu teh tanpa gula kan?" tanyaku.

"Iya dong. Makanya aku bisa meminum dua cangkir seperti ini," katanya.

"Ya sudah pesan lagi saja minumnya! Aku ganti baju dulu, ya!" ucapku.

"Silahkan, Sarah."

Aku buru-buru ganti pakaian. Kasihan jika Mas Ari menunggu terlalu lama. Setelah itu, aku kembali ke ruang tamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status