Share

BAB 42

"Sini, Nak. Minum teh dulu menghangatkan perut."

"Iya, Buk" sahutku sambil duduk di depan ibu. Aku menghirup teh hangat buatan ibu.

"Nuri tau kamu kesini, Nak" tanya ibu.

"Iya, Buk. Aku mengabarinya lewat telpon tadi karena kebetulan masih jam kerja tadi ketika Rini menerika kabar kecelakaan Bu Endang."

Ibu diam sambil tersenyum padaku.

"Nak, apa kalian sudah membicarakan mengenai hubunganmu dengan Rini, maaf jika ibu terpaksa menanyakan ini padamu."

"Iya Bu, tak apa. Kami sudah membicarakannya."

"Lalu apa tanggapan anak ibu?"

"Nuri tidak pernah setuju dengan poligamu, Buk."

"Lalu bagaimana?"

"Aku akan melepaskan Rini dan kembali menjalani rumah tangga kami dengan normal," sahutku mantap.

Ibu menarik nafas.

"Jangan mempermainkan pernikahan, Nak."

Aku mengerutkan keningku, tak kupahami apa maksud ucapan ibu.

"Apa maksud ibuk?"

"Ibu tidak mau ikut campur lebih jauh. Ibu yakin kalian pasti mampu mengatasinya dengan baik. Apapun keputusan kalian ibu akan selalu mendukung dan mendoakan ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status