Share

27. Pelukan pria angkuh

Vernon memungut bunga yang dibuang Devan ke tong sampah dan membawanya masuk ke ruangan Berlin.

Tatapan Berlin dan Arkan langsung mengarah ke pintu begitu mereka mendengar suara pintu yang terbuka.

"Kak Vernon," sapa Berlin sekenanya.

"Maaf, Berlin butuh istirahat. Kau bisa menjenguknya lagi nanti. Sekarang kau boleh pergi. Aku yang akan menjaga Berlin," ujar Vernon mengusir Arkan tanpa basa-basi.

"Kau siapa? Setahuku Berlin yatim piatu—"

"Kau tidak perlu tahu siapa aku! Kuharap kau bisa pergi sebelum kau mengganggu ketenangan pasien di sini!" ujar Vernon ketus pada Arkan.

"Ehm, Kak Vernon ... ini dosenku di kampus—"

"Aku sudah tahu. Kau hanya dosen, kan? Tugasmu hanya mengurus Berlin di dalam kampus. Bukan di luar kampus!" cetus Vernon makin dingin pada Arkan.

"Apa masalahmu sebenarnya? Aku hanya menemani Berlin di sini dan kau tidak terima?" sungut Arkan.

"S-sudah! Aku tidak perlu ditemani—"

"Diam!" sentak Vernon dan Arkan bersamaan pad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status