Share

33. Mengajakmu bersamaku

Tengah malam, Berlin menggeliat di atas ranjangnya sembari berguling kesana-kemari di kasur single bed tempatnya beristirahat.

"Kok sempit sih?" racau Berlin dengan mata tertutup.

Gadis itu membuka mata perlahan dan merasa ada tubuh lain yang terbaring di atas kasur kecilnya.

Benar saja! Tubuh jangkung Devan ikut terlentang di sampingnya dan membuat brankar milik rumah sakit itu terasa sesak seketika.

"Kenapa dia ada di sini?" gerutu Berlin kesal melihat Devan memenuhi ranjang tempatnya berbaring.

Devan yang merasakan pergerakan Berlin, ikut terbangun karena gadis di sampingnya yang terus menggeliat hingga mengusik tidur lelapnya.

"Bisakah kau diam? Apa kau tidak lelah?" protes Devan.

"Siapa yang seharusnya mengomel di sini?" batin Berlin jengkel.

"S-sempit," rengek Berlin lirih.

"Apanya?"

"Kasurnya sempit," gerutu Berlin pelan dengan wajah cemberut.

"Sempit apanya? Ranjangnya sangat cukup untuk kita berdua! Berhentilah mengoceh! Aku mengantuk," omel Devan sembari menarik tubuh Berlin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status