Share

36. Berhenti

"Berlin!" Devan segera berlari menangkap Berlin, sebelum gadis itu melarikan diri dari kejarannya.

"Jangan harap kau bisa melarikan diri lagi!" sentak Devan sembari menarik tangan Berlin.

"A-aku tidak melarikan diri—"

Devan langsung membungkam mulut Berlin dengan kecupan ganas untuk menghentikan ocehan gadis itu.

Pria itu meraup bibir merah Berlin dengan ciuman yang menuntut dan menyesakkan nafas. Devan menyesap bibir lembut gadis itu makin dalam dan menyelami kenikmatan sesapan madu bersama Berlin di kamar tempat Berlin dirawat.

"J-jangan di sini!" protes Berlin sembari menatap pintu kamarnya yang tidak tertutup rapat.

Bukannya mendengarkan permintaan Berlin, Devan justru semakin terbakar gairah karena sudah beberapa hari tak menjamah tubuh Berlin.

Pria itu menarik pakaian Berlin dengan kasar dan tak mempedulikan banyaknya perban luka yang masih menempel di tubuh gadis itu.

Suara lenguhan dan desahan pun mulai memenuhi ruangan pasien tersebut. Devan dengan santainya "menancapkan bende
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status