Share

55. Mewujudkan kebohongan menjadi nyata

"Devan, jangan di sini!" omel Berlin saat Devan mulai merayapkan tangan, masuk ke dalam rok Berlin dan menjamah area sensitif milik gadis itu.

"Kalau begitu, kita ke kamar saja!" bisik Devan, kemudian mengangkat tubuh sintal Berlin menuju arena pertempuran mereka.

"Devan, apa kau tidak bosan? Kita sudah melakukannya semalaman!" protes Berlin.

"Bosan? Mana mungkin aku bosan meneguk madu," sergah Devan, lalu melempar Berlin ke ranjang empuknya.

Pria itu menyingkap rok Berlin dan dengan sigap melepas kain tipis yang menutupi lubang nikmat yang membuatnya kecanduan.

Devan membenamkan kepalanya ke sela-sela paha Berlin, menikmati lembah ketat gadis itu dengan permainan bibirnya.

"Ahh ... Devan!" Berlin mencengkeram erat sprei dan mulai mendesah dengan tubuh menggelinjang karena permainan lidah Devan yang menikmati area kewanitaan miliknya di bawah sana.

Gadis itu menjambak rambut Devan dan merasakan sensasi luar biasa dari p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status