Share

41. Kemarahan Gavin

Malu, sedih, dan marah bercampur jadi satu. Abrina tidak kuasa mengangkat wajah. Dirinya lebih memilih untuk menyembunyikan parasnya yang masih penuh dengan krim pada dadanya Gibran.

Gibran sendiri tidak mempermasalahkan jasnya menjadi kotor. Dia membiarkan Abrina nyaman menangis di dadanya. Sementara itu dirinya terus meninggalkan tempat pesta.

Gibran menuju kamarnya. Pak Haris menyuruh kedua anaknya untuk bermalam saja di hotel yang ia sewa. Hal tersebut memudahkan Gibran untuk menolong Abrina.

Tiba di depan pintu kamarnya, Gibran menurunkan Abrina dengan hati-hati. Pemuda itu menyuruh sang gadis untuk masuk.

Abrina pun lekas mencari kamar mandi begitu masuk. Gadis itu harus membersihkan parasnya yang cemong karena krim kue.

Di luar, Gibran bergegas mengambil ponselnya. Dia harus menghubung Mona. Istri kedua ayahnya.

"Ya, Gibran, ada apa?" tanya Tante Mona lembut. Perempuan yang malam itu tampak lux dengan kalung mutiara pink tersebut memilih menepi agar bisa mendengar suara G
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status