Share

Bab 55

Cie, calon Ayah.

POV Tari

Alhamdulilah, puji syukur. Melihat pandu dan juga Aziz sehat. Membuatku mengucap syukur lebih banyak. Mereka berdua baru beberapa bulan tinggal di kampung. Tapi terlihat mereka sangat menikmati.

Aziz harus pindah sekolah ke kampung. Pergaulannya di kota sudah tidak bisa di tolerir. Dia begitu liar berbeda dengan Pandu, kakaknya.

"Ndu, kata tetangga sebelah Aziz berantem?"

"Iya, Mah. Tapi sudah baikan kok."

"Masalahnya apa? Pendatang baru kok main pukul aja, mentang-mentang Papah orang paling disegani di kampung ini, jadi Aziz bertingkah."

"Masalah sepele sih, Mah. Cuma pengen jadi temen doang. Pake mukul segala. Pandu malu lho, Mah. Udah marah-marah gak jelas dirumah orang. Malah Aziz ternyata biang keroknya."

"Adikmu itu memang keterlaluan. Ndu, kamu balik ke kota ya. Papah lagi gak sehat, kamu urus usaha Papah."

"Mah, Pandu masih betah disini. Kan ada Pak Ali, kenapa mesti Pandu juga sih?"

"Betah karena ada cewek cantik?" Pandu tersenyum. Aku tahu dia sed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status