Share

23 A. Ngeyel

“Sebaik-baiknya Pak Hanan, mana mungkin mau ngasih tinggal orang asing ke rumah, Fik. Orang kita mau silaturahmi tiap lebaran aja dia nggak ngebolehin, kok. Pasti halal bihalalnya juga dibikin di kantor.” Helena meneruskan ucapannya dengan nada yang cukup sinis.

“Hmm, benar juga katamu, Hel,” jawabku mulai kehilangan selera untuk bicara panjang lebar dengannya.

“Jadi, sekarang kamu di mana? Betulan di rumahnya Pak Hanan, Fik?”

“Nggak, Hel. Aku bohong. Hehe.” Aku pura-pura tertawa, padahal hatiku sebenarnya tengah menyimpan perasaan yang cukup aneh kepada Helena.

“Tuh, kan! Kamu tuh, senang banget bikin aku syok! Sekarang kamu di mana? Biar aku samperin kalau memang masih di kota.” Helena seperti mendesakku.

“Aku udah di bis, Hel. Sekitar dua jam lagi sampai kampung. Diongkosin Pak Hanan.” Terpaksa aku membohongi Helena.

Percuma jujur pun. Sepertinya Helena malah tidak terima kenyataan jik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status