Share

Bab 26

"Ada apa ribut-ribut tadi, Sayang?" tanya Hendra sembari memasukkan koper dalam mobil.

"Nggak, Emak nggak mau aku pulang. Udah yuk, kita jalan sekarang."

Laila lebih dulu masuk mobil. Sedangkan Hendra masuk lagi dalam rumah.

"Mas, mau ke mana lagi?" Laila menyembulkan kepalanya dari balik kaca mobil.

"Bentar, pamitan dulu."

Di dalam rumah, Bu Hambar menangis tergugu sembari mengucapkan sumpah serapah pada putri sulungnya. Mau melawan percuma, wanita itu masih memiliki rasa malu juga kebohongan akan terbongkar jika nekat bertengkar dengan Laila.

Puji, Weni dan Denis mengintip dari dapur, mereka menyaksikan pertengkaran kakak dan ibunya. Sesekali Puji mengusap air mata yang mengalir di pipi. Begitu juga Denis menatap tak suka.

"Dari dulu selalu kayak gitu ya, Bang. Emak nggak pernah sayang sama kita," ujar Puji dengan nada getir.

Denis tidak menjawab hanya memberi usapan di puncak kepala adiknya itu.

"Ma, kenapa?" Hendra bertanya seraya membantu mertuanya berdiri.

Bu Hambar menggeleng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status