Share

126. Lupakan Saja!

“Hei, jangan diam saja! Kau membuatku bosan,” kata James sembari mendengus kesal.

Riley tetap beradu pandang dengan James yang masih menaikkan alis, menunggu penjelasan.

Apakah karena rasa bersalah?

Tapi, mengapa?

Riley juga tidak tahu bagaimana dia menjawabnya. Dia sendiri tak bisa memahami tindakannya itu.

Pemuda yang kakinya sedang terluka itu memang telah tumbuh dari bayi tanpa kehadiran ayahnya. Meskipun semua itu berkaitan dengan ayahnya, tapi tetap saja semua yang menimpa James itu bukan kesalahan ayahnya.

Jika sudah begitu, bukankah seharusnya dia tidak perlu memiliki rasa bersalah pada pemuda itu?

Lalu, mengapa dia melakukan hal ini?

Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya dia melakukan hal yang paling berbahaya di dalam hidupnya.

Hal yang dia lakukan kali ini tidak seperti melanggar peraturan istana yang hanya akan berakhir dengan sebuah hukuman, tapi tentu saja tak sampai harus mengorbankan nyawanya.

Akan tetapi, saat ini dia benar-benar mempertaruhkan nyawanya di wila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status