"Jadi, apa yang harus saya lakukan sekarang, Jenderal?" tanya Steven usai melihat tawa sang jenderal berhenti.Jody Gardner dengan begitu tenang berkata, "Biarkan saja untuk saat ini, Stev.""Maksud Anda, kita tidak usah menyelidiki tentang Bill Stewart lagi, Jenderal?" Steven begitu keheranan dengan perubahan sikap Jody yang sangat tiba-tiba itu.Bagi anak buah kepercayaan Jody Gardner itu, pria di depannya ini terlalu cepat merubah rencana."Ya. Biarkan untuk sementara waktu. Jangan bertindak apapun.""Tapi, Jenderal. Bagaimana jika dia-""Tenanglah! Semakin lama diawasi, dia akan semakin berhati-hati. Jadi, lebih baik tunggu saja dia lengah," sahut Jody cepat-cepat.Steven pun terdiam, mencoba memahami keputusan sang jenderal. Setelah berpikir dengan lebih dalam, akhirnya dia menyimpulkan, "Anda bermaksud membuat Bill Stewart mengungkap rahasianya sendiri?"Jody tersenyum lebar, tampak begitu puas mengetahui Steven tahu apa yang dia pikirkan. "Itu baru anak buahku."Steven balas te
Bill pun kemudian kembali bersiap-siap untuk menembak ke arah sasaran yang lain. Dengan begitu sempurna dia berhasil menembak mengenai bagian jantung dari manekin itu hingga Bryan ternganga ketika melihat hasil yang tidak mungkin bisa dia kejar itu.Tapi dia mencoba untuk menenangkan diri dan juga menembak. Sesuai dugaannya, dia kembali kalah dari Bill."Pertanyaan kedua. Siapa yang kau temui saat kau berada di luar istana?" tanya Bill santai.Kali ini Bryan mulai mengerti alasan di mana Bill bertanya satu persatu.Dengan rasa takut yang mulai mencekik lehernya, Bryan menjawab, "George Wood, Penasihat Perang."Bill kemudian tersenyum puas dengan jawaban jujur itu dan kembali menembak ke arah manekin lagi. Bryan semakin tak bisa menahan rasa ketakutannya.Dia bahkan tidak berani mengangkat senjatanya lagi untuk menembak manekin sasarannya. Hingga Bill harus berkata pelan, "Giliranmu, Bryan."Tetapi Bryan masih juga tidak bergerak dan Bill terpaksa harus membantunya dengan cara memegang
"B-baik, Penasihat Perang," jawab Bryan pada akhirnya karena tentu saja dia tidak ingin kehilangan nyawanya yang amat sangat berharga baginya.Bill baru saja akan memerintah pria itu untuk melakukan sesuatu tetapi hal itu terpaksa harus dia tunda karena Andrew mengganggunya dengan masuk ke ruangan itu."Reece, bukankah aku sudah bilang jangan masuk?" ucap Bill.Andrew membungkukkan kepala dan berkata, "Ampun, Penasihat Perang. Tapi seorang utusan dari Raja Keannu baru saja datang ke sini dan menyampaikan pesan dari sang raja yang berupa undangan makan malam untuk Anda."Bill sedikit agak kecewa karena tidak langsung bisa menghukum Bryan. Tapi, urusan raja tentu tak mungkin ditunda lagi sehingga dia pun melepaskan Bryan untuk sementara waktu.Usai Bryan meninggalkan area gedung latihan itu, Bill segera bersiap-siap untuk menghadiri acara makan malam itu."Siapa saja yang diundang oleh raja?" tanya Bill."Hanya Anda dan Jody Gardner, Jenderal."Bill tidak terlihat heran sama sekali teta
"Iya, Jenderal Gardner." Keannu Wellington justru menoleh kepada Bill yang tidak bergerak ketika mendengar pernyataan dari sang raja.Sementara itu, Jody Gardner dengan segera memprotes, "Anda tidak bisa memiliki dua Jenderal Perang di dalam satu kerajaan, Yang Mulia.""Kenapa tidak bisa? Ini dalam keadaan yang sangat terdesak, apa kau berharap aku tidak akan berbuat apa-apa dan hanya mengirim kau ke salah satu kerajaan itu? Lalu, bagaimana jika terjadi perang secara bersamaan?" balas Keannu dengan tatapan tajam kepada sang jenderal perang itu.Jody Gardner agaknya sedikit mengetahui jika rajanya telah memiliki keputusan yang tidak mungkin bisa diganggu gugat, tapi dia masih ingin mencoba untuk menggagalkan keputusan itu, "Yang Mulia, mereka tidak mungkin menyerang bersamaan karena pasti mereka juga memiliki strategi yang berbeda.""Kau tidak bisa menjamin hal itu, Jenderal Gardner. Kau tahu sendiri selama menjabat sebagai seorang Jenderal Perang, tak ada satupun kepastian mereka kapa
Setelah mengatakan hal itu, Bill mundur dengan begitu tenangnya dan berkata, "Selamat malam, Jenderal Gardner."Jody Gardner membeku di tempatnya dan tidak membalas ucapan Bill. Dia hanya melihat orang yang sebentar lagi akan berbagi jabatan dengannya itu berjalan menjauh dari tempatnya berdiri.Pria itu kemudian memberang marah, "Brengsek, apa dia pikir aku tidak bisa mengatasi perang itu tanpa strategi yang dia miliki?"Jody meludah sembarangan dan dengan begitu jengkelnya kembali ke kediamannya."Bagaimana acara makan malamnya, Jenderal?" tanya Steven dengan senyum lebar yang dia miliki tanpa sadar bila jenderalnya sedang dipenuhi oleh amarah."Raja Keannu akan mengangkat Bill Stewart menjadi Jenderal Perang dalam waktu dekat."Steven mengernyitkan dahi, seakan tidak mempercayai apa saja yang baru saja dia dengar sehingga dia bertanya untuk memastikan, "Bill Stewart akan diangkat menjadi Jenderal Perang, Jenderal?" Jody yang sudah sangat kesal kini dibuat semakin kesal karena kebo
"Cassie bisa menunggu," jawab Bill.Sesungguhnya berat baginya meninggalkan Cassandra lebih lama lagi, tapi mengingat tugasnya tentu saja dia tidak bisa mengabaikan kewajibannya ini begitu saja. Di tangannya, ada nyawa jutaan penduduk yang bisa saja terancam jika dia sampai gagal melawan musuh Kerajaan Ans De Lou."Saya akan memerintah beberapa pengawal terpercaya untuk melindungi Nyonya Cassandra selama Anda dalam medan perang, Jenderal," kata Andrew.Bill mengangguk, merasa begitu terbantu. "Kau selalu bisa menenangkanku, Reece.""Sudah menjadi tugas saya, Jenderal."Kedua pria itu kemudian terdiam selama beberapa saat, sebelum Andrew bertanya kembali, "Jenderal, apa Anda tetap akan menyembunyikan identitas asli walaupun telah mendapatkan gelar Anda kembali?""Ya."Sebelum Andrew sempat bertanya lagi, Bill mendahuluinya, "Kau seharusnya tahu alasannya.""Si pembunuh itu, Jenderal?""Ya. Harus aku pastikan dulu, sebelum aku mengungkap jati diriku. Sebelum aku mengetahuinya, biarkan s
"Gila? Kenapa kau sebut aku gila?" Keannu bertanya dengan tenang."Lihat sendiri apa yang sudah kau lakukan!" Monica terlihat tak percaya. Suaminya itu bahkan tak sedikit pun merasa bersalah.Keannu mengangkat bahu, "Apa salahnya? Aku hanya ingin melihat siapa yang terbaik. Mereka itu-""Jelas Jenderal Mackenzie lebih baik.""Belum tentu.""Apanya yang belum tentu? Kau memanggilnya lagi karena sadar dirinyalah yang bisa melindungi kerajaan kita lebih baik dibandingkan dengan Jody Gardner kan? Lalu, kenapa kau mengetesnya lagi?" Monica tampak tak bisa lagi menahan kemarahan.Keannu membalas dengan begitu tenang, "Aku tidak mengetes. Ketahuilah, Monica. Ini aku lakukan demi mencari Jenderal Perang terbaik untuk ke depannya.""Tapi kau mengirim mereka ke medan perang. Bagaimana kalau ... kalau ....""Kalau salah satu dari mereka kalah dalam perang?"Monica menatap sang suami dengan tajam. Kini Monica semakin mengerti bahwa Keannu Wellington memanglah tak terlalu menganggap penting nyawa
Jody Gardner tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh pada Bill yang berbicara dengan begitu tenang."Apa dia sudah tidak waras?" ucap salah satu pejabat istana."Dia pasti ingin bunuh diri.""Aku setuju. Apa dia tidak sayang nyawanya sendiri? Yang benar saja," ungkap seorang staf istana yang terlampau kaget setelah mendengar ucapan Bill.Akan tetapi, dari sekian orang yang kebingungan dan terkejut akan jawaban Bill, ada satu orang yang tampak begitu santai menanggapi keputusan sang Jenderal Perang itu. Orang itu adalah Andrew Reece.Tentu saja hal ini dikarenakan dia yang telah mengetahui sepak terjang sang legenda sekaligus tahu betul kemampuan jenderalnya tersebut.Seseorang yang duduk tepat di samping Andrew Reece, bahkan tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Reece, apa Jenderal Stewart tidak takut? Apa jangan-jangan beliau tidak tahu mengenai pasukan musuh?""Beliau tahu," jawab Andrew santai."Kalau begitu, kenapa beliau malah setuju hanya diberi 500 pasukan?" tanya sang t