Share

Kangen, Bang.

"Dek Sum, nanti pulang dari sini oleskan kunyit ke kedua telingamu, ya," bisik Mbak Pur yang ikut melayat denganku.

"Kenapa memangnya, Mbak?" tanyaku penasaran.

"Sudah turuti saja, ini demi kebaikanmu dan janin yang ada di kandungan." Mbak Pur bukannya menjawab malah membuatku tambah penasaran, tetapi kuputuskan tidak bertanya lagi karena khawatir suaraku menganggu pelayat lainnya.

Namun, ada kejadian yang membuatku shock hingga orang-orang akhirnya beramai-ramai mengantarku pulang, yakni saat hendak meletakkan amplop berisi uang takziah di wadah dekat jenasah Mpok Lela, tiba-tiba kain jarik penutup wajah si mayit terbuka. Matanya terbelalak menatap ke arahku, membuat kakiku lemas dan terjatuh bersimpuh di hadapannya.

"Bagaimana sekarang, Dek? Masih lemas?" tanya Mbak Pur, setelah sampai di rumahku.

"Alhamdulillah, sudah membaik Mbak. Saya tadi hanya kaget saja."

"Kalau begitu, kita pulang, ya. Ingat pesanku, Dek." Setelah memastikan aku dal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status