Share

Bab 25: Sebuah Kejutan

Keesokan harinya, langit nampak gelap gulita. Terpaan angin semilir menyejukkan badan. Tidak terdapat tanda-tanda ayam berkokok atau burung bersiul. Bagaskoro membuka jendela, mencoba menengok ke luar. Dia tidak mendapati seberkas sinar matahari. Setelah ia menengok lebih jelas ternyata Mega mendung yang menutupi langit. Tampaklah Kesunyian menyelimuti seluruh padepokan.

"Uhhhh, mengapa kalau mendung di pagi hari selalu rasanya sepi sekali ya? Memang syahdu tapi tidak menyenangkan. Ngomong-ngomong dimana Bajulgeni dan yang lainnya ya? Apakah mereka sudah latihan terlebih dahulu," batin Bagaskoro. Tiba-tiba, "Huaaaaaaa," kejut Bajulgeni. "Aaaaaghhhhhhh," teriak Bagaskoro terkejut. "Hahahaha, hahahaha, kau terkejut ya. Mengapa kau melamun terus dari tadi. Sudah kupanggil beberapa kali, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan saja. Apa yang ada di pikiranmu saat ini?" ejek Bajulgeni. "Huuuu, Huuuu, Huuu. Kau ini ada-ada saja. Tidak mengenakkan orang kau ini," sahut Bagaskoro dengan nafas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status